
Butuh Nyali Kuat Beli Emas, Saat Tren Harga Sedang Turun
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 September 2019 06:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia mencatat penurunan empat hari berturut-turut pada hingga perdagangan Rabu (11/9/19). Total dalam empat hari tersebut, emas kehilangan nilai sebesar 4,38% hingga ke bawah US$ 1.490/troy ons.
Pada pukul 15:30 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.489,94/troy ons atau menguat 0,3% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, pada Selasa (10/9/2019) harga logam mulia ini sempat menyentuh level US$ 1.494,90/troy ons.
Emas mencatat pelemahan dalam empat hari beruntun membuat logam mulia ini mencatat kinerja negatif sepanjang bulan September (-2,25%) dan bisa jadi akan mengulangi sejarah dalam delapan tahun terakhir: Emas anjlok di bulan September.
Persepsi investor mengenai kondisi politik dan pasar finansial global yang terus membaik membuat aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi terus menguat, dampaknya emas sebagai aset aman (safe haven) menjadi tertekan.
Setelah mencatat penurunan lebih 4% dalam empat hari terakhir, harga emas perlahan bergerak naik hingga perdagangan sore, Rabu (11/9/19). Pelemahan tajam dalam waktu empat hari tentunya membuat harga emas terlihat lebih murah dibandingkan rekor tertinggi tahun ini US$ 1.557/troy ons yang dicapai pada pekan lalu.
Secarar teknikal harga emas mencapai kisaran US$ 1.484/troy ons setelah menembus ke bawah US$ 1.490/troy ons. Belum ada perubahan level-level yang bisa diperhatikan untuk melihat potensi pergerakan emas.
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram sudah di wilayah negatif. Emas terlihat mulai kekurangan momentum untuk menguat untuk jangka menengah.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di atas MA 8 dan MA 21, serta di bawah MA 125. Indikator stochastic naik mendekati jenuh beli (overbought).
Emas juga bergerak di kisaran resisten US$ 1.494/troy ons, jika mampu menembus konsisten di atas level tersebut logam mulia berpeluang naik menuju US$ 1.500/troy ons.
Namun, selama tertahan di bawah US$ 1.500/troy ons, emas berpotensi memangkas penguatan bahkan kembali melemah melihat indikator stochastic yang overbought.
Penembusan kembali ke bawah US$ 1.490/troy ons akan membawa emas sekali lagi menguji US$ 1.484/troy ons. Jika level tersebut berhasil ditembus, emas berpotensi turun ke US$ 1.480/troy ons.
Pada pukul 15:30 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.489,94/troy ons atau menguat 0,3% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, pada Selasa (10/9/2019) harga logam mulia ini sempat menyentuh level US$ 1.494,90/troy ons.
Persepsi investor mengenai kondisi politik dan pasar finansial global yang terus membaik membuat aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi terus menguat, dampaknya emas sebagai aset aman (safe haven) menjadi tertekan.
Setelah mencatat penurunan lebih 4% dalam empat hari terakhir, harga emas perlahan bergerak naik hingga perdagangan sore, Rabu (11/9/19). Pelemahan tajam dalam waktu empat hari tentunya membuat harga emas terlihat lebih murah dibandingkan rekor tertinggi tahun ini US$ 1.557/troy ons yang dicapai pada pekan lalu.
Secarar teknikal harga emas mencapai kisaran US$ 1.484/troy ons setelah menembus ke bawah US$ 1.490/troy ons. Belum ada perubahan level-level yang bisa diperhatikan untuk melihat potensi pergerakan emas.
![]() |
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram sudah di wilayah negatif. Emas terlihat mulai kekurangan momentum untuk menguat untuk jangka menengah.
![]() |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di atas MA 8 dan MA 21, serta di bawah MA 125. Indikator stochastic naik mendekati jenuh beli (overbought).
Emas juga bergerak di kisaran resisten US$ 1.494/troy ons, jika mampu menembus konsisten di atas level tersebut logam mulia berpeluang naik menuju US$ 1.500/troy ons.
Namun, selama tertahan di bawah US$ 1.500/troy ons, emas berpotensi memangkas penguatan bahkan kembali melemah melihat indikator stochastic yang overbought.
Penembusan kembali ke bawah US$ 1.490/troy ons akan membawa emas sekali lagi menguji US$ 1.484/troy ons. Jika level tersebut berhasil ditembus, emas berpotensi turun ke US$ 1.480/troy ons.
Next Page
Tunggu Bunga Acuan The Fed Turun
Pages
Most Popular