
Butuh Nyali Kuat Beli Emas, Saat Tren Harga Sedang Turun
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 September 2019 06:30

Meski demikian, pergerakan emas yang sebenarnya masih belum terlihat. Pelaku pasar saat ini masih menanti pengumuman kebijakan moneter dari tiga bank sentral, European Central Bank (ECB), Federal Reserve AS (The Fed), dan Bank of Japan (BoJ).
Tiga bank sentral tersebut diprediksi akan menggelontorkan stimulus moneter baik itu dengan pemangkasan suku bunga, maupun dengan program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing.
Melansir laporan Reuters, para trader melihat adanya probabilitas sebesar 72% ECB akan memangkas suku bunga sebesar 20 basis poin (bps) Kamis nanti. Beberapa analis juga memprediksi bank sentral pimpinan Mario Draghi ini akan kembali mengaktifkan program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing.
Sementara itu, The Fed hampir pasti akan memangkas suku bunga menjadi 1,75%-2,00% pada pekan depan, dengan probabilitas 91,2%, berdasarkan piranti FedWacth milik CME Group pagi ini.
Pada krisis finansial 2008, stimulus moneter tersebut menjadi salah satu pemicu penguatan tajam harga emas dunia hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 6 September 2011.
Penyebabnya adalah status emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Stimulus moneter menyebabkan pasar dibanjiri likuiditas yang dapat menaikkan inflasi, sehingga daya tarik emas semakin meningkat.
ECB yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (12/9/19) besok. Sepekan kemudian, Kamis (19/9/19) giliran The Fed dan BoJ yang mengumumkan kebijakannya. Sebelum adanya kejelasan bagaimana kebijakan bank sentral tersebut, harga emas masih akan bolak-balik naik turun. (hps/hps)
Tiga bank sentral tersebut diprediksi akan menggelontorkan stimulus moneter baik itu dengan pemangkasan suku bunga, maupun dengan program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing.
Melansir laporan Reuters, para trader melihat adanya probabilitas sebesar 72% ECB akan memangkas suku bunga sebesar 20 basis poin (bps) Kamis nanti. Beberapa analis juga memprediksi bank sentral pimpinan Mario Draghi ini akan kembali mengaktifkan program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing.
Pada krisis finansial 2008, stimulus moneter tersebut menjadi salah satu pemicu penguatan tajam harga emas dunia hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 6 September 2011.
Penyebabnya adalah status emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Stimulus moneter menyebabkan pasar dibanjiri likuiditas yang dapat menaikkan inflasi, sehingga daya tarik emas semakin meningkat.
ECB yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (12/9/19) besok. Sepekan kemudian, Kamis (19/9/19) giliran The Fed dan BoJ yang mengumumkan kebijakannya. Sebelum adanya kejelasan bagaimana kebijakan bank sentral tersebut, harga emas masih akan bolak-balik naik turun. (hps/hps)
Pages
Most Popular