
Sempat Tergelincir, IHSG Resmi Menguat 6 Hari Tanpa Putus!

Sejatinya, penguatan yang dibukukan oleh IHSG bisa lebih tinggi lagi jika saham-saham konsumer tak dilego pelaku pasar. Per akhir sesi dua, indeks sektor barang konsumsi melemah sebesar 0,11%, menjadikannya satu-satunya indeks sektoral yang membukukan imbal hasil negatif.
Untuk diketahui, pada perdagangan kemarin (10/9/2019) indeks sektor barang konsumsi melemah 0,01%.
Di titik terlemahnya kemarin, indeks sektor barang konsumsi tercatat sempat jatuh hingga 0,38%, menjadikannya salah satu kontributor utama dari tergelincirnya IHSG ke zona merah pada saat intraday, sebelum kemudian IHSG bisa merangkak naik ke zona hijau menjelang penutupan perdagangan. Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,17%.
Saham-saham konsumer terus dilego pelaku pasar seiring dengan rilis data penjualan barang-barang ritel yang mengecewakan.
Melansir Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) kemarin, penjualan barang-barang ritel pada periode Juli 2019 hanya tercatat tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Juli 2018) yang sebesar 2,9%.
Untuk bulan Agustus, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh 3,7% YoY, jauh di bawah pertumbuhan pada Agustus 2018 yang mencapai 6,1%.
Sebagai catatan, sudah sedari Mei 2019 pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.
Saham-saham konsumer yang dilego pelaku pasar pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-2,52%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-2,15%), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-0,62%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
