
Sah! Lima Hari Sudah IHSG Menguat Tanpa Putus!

Sejatinya, penguatan IHSG bisa lebih tinggi lagi jika saham-saham sektor barang konsumsi tak dilego pelaku pasar. Hingga akhir sesi dua, indeks sektor barang konsumsi melemah sebesar 0,01%. Di titik terlemahnya hari ini, indeks sektor barang konsumsi sempat jatuh hingga 0,38%, menjadikannya salah satu kontributor utama dari tergelincirnya IHSG ke zona merah pada saat intraday.
Saham-saham konsumer dilepas pelaku pasar seiring dengan rilis data penjualan barang-barang ritel yang mengecewakan. Melansir Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) pada hari ini, penjualan barang-barang ritel pada periode Juli 2019 hanya tercatat tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Juli 2018) yang sebesar 2,9%.
Untuk bulan Agustus, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh 3,7% YoY, jauh di bawah pertumbuhan pada Agustus 2018 yang mencapai 6,1%.
Sebagai catatan, sudah sedari Mei 2019 pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.
Seiring dengan kuatnya indikasi bahwa daya beli masyarakat Indonesia sedang berada di level yang rendah, saham-saham konsumer dilego pelaku pasar.
Saham-saham konsumer yang dilepas pelaku pasar pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Kimia Farma Tbk/KAEF (-2,31%), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (-2,03%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-0,63%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-0,51%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)