Analisis

Sanggup Tembus 14.000 per Dolar AS Hari Ini, Rupiah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 September 2019 12:39
Sanggup Tembus 14.000 per Dolar AS Hari Ini, Rupiah?
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah semakin menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan semakin mendekati level US$ 14.000/US$ pada perdagangan Senin (9/9/19). Membaiknya sentimen pelaku pasar, ditambah data tenaga kerja AS yang mengecewakan membuat Mata Uang Garuda terus berjaya melawan Mata Uang Sam.

Tanda-tanda rupiah akan menguat pada perdagangan hari ini sudah terlihat sejak pekan lalu setelah berhasil mencatat penguatan mingguan dan berada di level terkuat 1 bulan.

Kembalinya minat investor terhadap aset-aset berisiko (risk appetite) memberikan efek positif ke rupiah. Bursa saham, baik di Asia, Eropa, hingga AS menghijau pada pekan lalu dan masih berlanjut pada hari ini.

Kabar dari China menambah sentimen positif di pasar global. Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) sudah memutuskan kembali menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 bps untuk semua bank. Kebijakan ini diperkirakan mampu memompa likuiditas sebanyak CNY 900 miliar dan menurunkan suku bunga kredit perbankan.

Sementara itu, data tenaga kerja AS yang variatif membuat dolar AS loyo. Data yang dirilis Jumat pekan lalu ini terdiri dari tiga item: penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP), rata-rata upah per jam, dan tingkat pengangguran.

NFP dirilis mengecewakan, sebanyak 130.000 orang, lebih rendah dari sebelumnya 164.000 orang, juga lebih rendah dari prediksi di Forex Factory sebesar 165.000 orang. Meski data tersebut variatif, tetapi Gubernur bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell, menilai data tenaga kerja masih cukup kuat.

Dalam diskusi panel di Zurich Swiss, Powell mengatakan rilis tenaga kerja bulan Agustus konsisten dengan pandangan The Fed jika pasar tenaga kerja masih cukup kuat. Pada kesempatan yang sama, Powell juga menegaskan meski kondisi global saat ini dipenuhi ketidakpastian, tetapi ia tidak melihat dan atau memperkirakan AS akan mengalami resesi.


Tapi jika dicermati, pernyataan Powell sebenarnya hampir sama dengan pernyataan sebelumnya saat pertemuan Jackson Hole pada Agustus lalu. Akibatnya, tidak ada perubahan ekspektasi pelaku pasar jika The Fed akan memangkas lagi suku bunganya pada pekan depan, dan dolar pun tertekan.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sanggup Tembus 14.000/US$ Hari ini, Rupiah?Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Sumber: investing.com

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). 

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun dan sudah masuk ke area negatif, begitu juga histogramnya yang terlebih dahulu di negatif. Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah memiliki momentum untuk menguat dalam jangka menengah.


Sanggup Tembus 14.000/US$ Hari ini, Rupiah?Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold). 

Indikator stochastic menunjukkan potensi koreksi rupiah ke level 14.095/US$ jika tertahan di atas 14.060/US$. Penembusan di atas level US$ US$ 14.095 akan membawa rupiah melemah menuju 14.120/US$.

Namun di sisi lain, jika mampu menembus konsisten di bawah 14.060/US$ rupiah akan mendapat momentum penguatan menuju area 14.030/US$. Peluang ke area 14.000/US$ menjadi terbuka jika Mata Uang Garuda mampu melewati US$ 14.030/US$. Tapi untuk menembus level "keramat" 14.000/US$ pada hari ini, rupiah sepertinya masih belum sanggup.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular