
Dijepit China dan AS, Rupiah Cuma Bisa Menguat Tipis
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 September 2019 10:38

Sentimen yang beredar di pasar hari ini memang agak mixed. Di satu sisi, data-data ekonomi yang dirilis di China dan AS akhir pekan lalu tidak menggembirakan.
Pada Agustus, ekspor China turun 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Lebih buruk dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan naik 2% YoY. Apalagi kalau dibandingkan Juli yang tumbuh 3,3% YoY.
Sementara di AS, penciptaan lapangan kerja pada Agustus tercatat 130.000. Lebih sedikit ketimbang konsensus yang dihimpun Reuters yaitu 158.000. Angka 130.00 juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 159.000.
Dua data ini semakin membuat investor yakin bahwa perlambatan ekonomi global tidak bisa dihindari lagi. Prospek ekonomi yang suram membuat pelaku pasar enggan bermain terlalu agresif, yang membuat instrumen berisiko di negara-negara berkembang kurang diminti.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pada Agustus, ekspor China turun 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Lebih buruk dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan naik 2% YoY. Apalagi kalau dibandingkan Juli yang tumbuh 3,3% YoY.
Dua data ini semakin membuat investor yakin bahwa perlambatan ekonomi global tidak bisa dihindari lagi. Prospek ekonomi yang suram membuat pelaku pasar enggan bermain terlalu agresif, yang membuat instrumen berisiko di negara-negara berkembang kurang diminti.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Stimulus Moneter Siap Jaga Pertumbuhan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular