Kala Rupiah Nyaris Jadi Raja Asia...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 September 2019 17:33
Faktor Eksternal dan Domestik Mendukung
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Pekan ini, sentimen eksternal dan domestik berpihak kepada rupiah. Dari sisi eksternal, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.

Asa damai dagang kembali merekah. Ada harapan kedua negara bisa berdamai, tidak lagi saling hambat.

Kala AS dan China sudah saling membuka pasarnya, maka rantai pasok global akan pulih. Arus perdagangan dan investasi akan kembali semarak sehingga pertumbuhan ekonomi global bisa lebih baik.

Perkembangan ini tentunya mendongrak minat pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko (risk appetite). Aset aman pun dilepas, arus modal masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Sedangkan dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus sebesar US$ 126,4 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 125,9 miliar.




"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian sebut keterangan tertulis BI.

Cadangan devisa Agustus merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018. Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang semakin memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular