Kala Rupiah Nyaris Jadi Raja Asia...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 September 2019 17:33
Kala Rupiah Nyaris Jadi Raja Asia...
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pekan ini. Berhadapan satu lawan satu dengan mata uang Asia, rupiah juga berjaya. Hanya won Korea Selatan yang gagal ditekuk mata uang Tanah Air.

Sepanjang pekan ini, rupiah menguat 0,63% terhadap dolar AS. Untuk urusan menguat di hadapan greenback, rupiah jadi nomor dua di Asia.


Sementara terhadap mata uang Asia, rupiah patut jemawa. Pasalnya, rupiah berhasil menguat terhadap hampir seluruh mata uang utama Benua Kuning. Bahkan penguatan rupiah di hadapan yen mencapai kisaran 1%.

Akan tetapi, rupiah masih melemah terhadap won. Maklum, won adalah mata uang terbaik Asia pekan ini. Terhadap dolar AS saja, mata uang Negeri Ginseng mampu menguat nyaris 1,5% dalam sepekan ini. Apa mau dikata, memang sulit bagi rupiah untuk menaklukkan won.

Berikut perkembangan kurs mata uang Asia terhadap rupiah sepanjang pekan ini:

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Pekan ini, sentimen eksternal dan domestik berpihak kepada rupiah. Dari sisi eksternal, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.

Asa damai dagang kembali merekah. Ada harapan kedua negara bisa berdamai, tidak lagi saling hambat.

Kala AS dan China sudah saling membuka pasarnya, maka rantai pasok global akan pulih. Arus perdagangan dan investasi akan kembali semarak sehingga pertumbuhan ekonomi global bisa lebih baik.

Perkembangan ini tentunya mendongrak minat pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko (risk appetite). Aset aman pun dilepas, arus modal masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Sedangkan dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus sebesar US$ 126,4 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 125,9 miliar.




"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian sebut keterangan tertulis BI.

Cadangan devisa Agustus merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018. Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang semakin memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/roy) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular