
Analisis Teknikal
Terus Menguat, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 14.000/US$?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 September 2019 12:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah pun bersiap untuk menguat tiga hari beruntun.
Pada Jumat (6/9/2019) pukul 12:39 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.130. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat. Meski apresiasi rupiah sempat menipis, tetapi mata uang Tanah Air tidak pernah sampai masuk jalur merah alias melemah.
Sentimen eksternal dan domestik sedang suportif buat rupiah. Stabilnya kondisi Hong Kong usai gelombang demonstrasi berminggu-minggu, terbentuknya koalisi pemerintahan di Italia, serta potensi No-Deal Brexit yang semakin menipis membuat risk appetite investor meninggi.
Kabar paling bagus yang membuat pelaku pasar "berbunga-bunga" datang dari relasi AS dan China. Kemarin, sudah dipastikan kedua negara akan melaksanakan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa nasional naik pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 126,4 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 125,9 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian sebut keterangan tertulis BI.
Cadangan devisa Agustus merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018. Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang semakin memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Jumat (6/9/2019) pukul 12:39 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.130. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat. Meski apresiasi rupiah sempat menipis, tetapi mata uang Tanah Air tidak pernah sampai masuk jalur merah alias melemah.
Kabar paling bagus yang membuat pelaku pasar "berbunga-bunga" datang dari relasi AS dan China. Kemarin, sudah dipastikan kedua negara akan melaksanakan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa nasional naik pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 126,4 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 125,9 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian sebut keterangan tertulis BI.
Cadangan devisa Agustus merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018. Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang semakin memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular