
Analisis
Hari Ini Harga Emas Turun? Tenang, Masih Bisa Naik Lagi!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 September 2019 13:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menyentuh US$ 1.552/troy ons pada penutupan perdagangan kemarin. Hari ini, harga emas terus bergerak turun.
Pada Kamis (5/9/2019) pukul 13:23 WIB, harga emas berada di U$ 1.543,26/troy ons. Turun 0,46% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sentimen yang beredar hari ini memang kurang kondusif bagi sang logam mulia. Meredanya tensi geopolitik di Hong Kong, Italia, dan Inggris membuat investor berani masuk ke aset-aset berisiko dan meninggalkan aset aman (safe haven) seperti emas.
Belum lagi ada kabar baik dari hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.
Meski mundur dari rencana awal yaitu awal September, tetapi mendengar kabar mereka akan berunding saja sudah membuat pasar senang bukan kepalang. Ternyata harapan menuju damai dagang AS-China masih ada.
Sebelum pertemuan Oktober, akan ada dialog level deputi yang dihelat pada pertengahan September. "Pertemuan pada pertengahan September akan menjadi dasar bagi perkembangan yang signifikan," sebut Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS, seperti diberitakan Reuters.
Situasi politik yang kondusif serta harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China membuat Wall Street menguat pada perdagangan kemarin, dan menjalar ke bursa Asia hari ini. Emas yang berada di rekor tertinggi hari ini pun diterpa aksi ambil untung (profit taking).
Namun, bukan berarti emas tidak punya peluang untuk menguat lho...
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada analisis teknikal Rabu kemarin, level US$ 1.535/troy ons terbukti cukup kuat menahan koreksi emas, dan setelahnya logam mulia ini melesat naik hingga menyentuh rekor tertinggi tahun ini, Tetapi sayangnya, emas belum mampu bertahan di atas US$ 1.550/troy ons. pada hari ini.
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram masih di wilayah negatif. Jika histogram sudah kembali ke area poisitif, maka emas akan mendapat momentum penguatan lebih besar untuk jangka menengah.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA dan MA 21, tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Emas saat ini bergerak di kisaran US$ 1.545/troy ons, melihat indikator stochastic yang oversold, emas berpeluang memangkas penurunan menguji level US$ 1.550/troy ons. Hanya penembusan konisten di atas level tersebut yang dapat membawa emas kembali menguat. Target kenaikan masih US$ 1.563, tetapi sebelumnya harus kembali melewati resisten US$ 1.555/troy ons.
Sementara jika melemah dan terus tertahan di bawah level US$ 1.545, harga emas berpotensi turun ke US$ 1.539. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa logam mulia turun menguji kembali US$ 1.535/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Isu Resesi Ketutup Asa Damai Dagang, Emas Amblas
Pada Kamis (5/9/2019) pukul 13:23 WIB, harga emas berada di U$ 1.543,26/troy ons. Turun 0,46% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sentimen yang beredar hari ini memang kurang kondusif bagi sang logam mulia. Meredanya tensi geopolitik di Hong Kong, Italia, dan Inggris membuat investor berani masuk ke aset-aset berisiko dan meninggalkan aset aman (safe haven) seperti emas.
Belum lagi ada kabar baik dari hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.
Meski mundur dari rencana awal yaitu awal September, tetapi mendengar kabar mereka akan berunding saja sudah membuat pasar senang bukan kepalang. Ternyata harapan menuju damai dagang AS-China masih ada.
Sebelum pertemuan Oktober, akan ada dialog level deputi yang dihelat pada pertengahan September. "Pertemuan pada pertengahan September akan menjadi dasar bagi perkembangan yang signifikan," sebut Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS, seperti diberitakan Reuters.
Situasi politik yang kondusif serta harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China membuat Wall Street menguat pada perdagangan kemarin, dan menjalar ke bursa Asia hari ini. Emas yang berada di rekor tertinggi hari ini pun diterpa aksi ambil untung (profit taking).
Namun, bukan berarti emas tidak punya peluang untuk menguat lho...
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada analisis teknikal Rabu kemarin, level US$ 1.535/troy ons terbukti cukup kuat menahan koreksi emas, dan setelahnya logam mulia ini melesat naik hingga menyentuh rekor tertinggi tahun ini, Tetapi sayangnya, emas belum mampu bertahan di atas US$ 1.550/troy ons. pada hari ini.
![]() Sumber: investing.com |
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram masih di wilayah negatif. Jika histogram sudah kembali ke area poisitif, maka emas akan mendapat momentum penguatan lebih besar untuk jangka menengah.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA dan MA 21, tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Emas saat ini bergerak di kisaran US$ 1.545/troy ons, melihat indikator stochastic yang oversold, emas berpeluang memangkas penurunan menguji level US$ 1.550/troy ons. Hanya penembusan konisten di atas level tersebut yang dapat membawa emas kembali menguat. Target kenaikan masih US$ 1.563, tetapi sebelumnya harus kembali melewati resisten US$ 1.555/troy ons.
Sementara jika melemah dan terus tertahan di bawah level US$ 1.545, harga emas berpotensi turun ke US$ 1.539. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa logam mulia turun menguji kembali US$ 1.535/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Isu Resesi Ketutup Asa Damai Dagang, Emas Amblas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular