
Internasional
Tinggal Tunggu Waktu, AS Bakal Masuk Era Suku Bunga Negatif
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
05 September 2019 12:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Era suku bunga negatif dipercaya bakal segera melanda AS. Ekonom senior sekaligus mantan Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Alan Greenspan bahkan percaya hal tersebut akan berlangsung tidak lama lagi.
"Anda melihatnya cukup banyak di seluruh dunia. Ini hanya masalah waktu sebelum lebih menyebar keluar AS," kata Alan Greenspan kepada CNBC Internasional sebagaimana dikutip CNBC Indonesia Kamis (5/9/2019).
Ia mengatakan kini ada lebih dari US$ 16 triliun instrumen utang, yang memberikan hasil negatif di seluruh dunia. Karena bank sentral mencoba untuk melonggarkan kondisi moneter dalam upaya menopang ekonomi global.
Surat utang negara bertenor 10 tahun di sejumlah negara bahkan diperdagangkan dengan imbal hasil negatif. Antara lain Belgia, Jerman, Prancis dan Jepang.
Ditambahkannya kelompok populasi yang mulai menua alias aging population juga mendorong permintaan akan obligasi dan menekan imbal hasil.
"Kita selama ini terbiasa dengan gagasan bahwa Kita tidak akan memiliki suku bunga negatif, tetapi jika Anda melihat perubahan signifikan dalam sikap sebagian populasi, mereka mencari kupon," kata Greenspan lagi.
"Sebagai akibat dari hal tersebut, akan ada kecenderungan mengabaikan fakta bahwa itu memiliki efek pada tingkat suku bunga yang mereka terima,".
Menurutnya harga emas naik sangat signifikan belakangan ini karena masyarakat kini mencari aset yang nilainya akan bertambah seiring dengan menuanya populasi. Emas berjangka naik lebih dari 21% pada 2019,
Saat ini, imbal hasil obligasi AS masih berada dalam wilayah yang positif. Sebelumnya AS sempat memangkas suku bunga pada Juli lalu.
Analis berpendapat suku bunga akan kembali dipangkas The Fed akhir September ini. Dari survey yang dilakukan FedWatch CME Group, ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga pada September ini berada di angka 92,7%.
BERSAMBUNG KE HAL 2
"Anda melihatnya cukup banyak di seluruh dunia. Ini hanya masalah waktu sebelum lebih menyebar keluar AS," kata Alan Greenspan kepada CNBC Internasional sebagaimana dikutip CNBC Indonesia Kamis (5/9/2019).
Ia mengatakan kini ada lebih dari US$ 16 triliun instrumen utang, yang memberikan hasil negatif di seluruh dunia. Karena bank sentral mencoba untuk melonggarkan kondisi moneter dalam upaya menopang ekonomi global.
Surat utang negara bertenor 10 tahun di sejumlah negara bahkan diperdagangkan dengan imbal hasil negatif. Antara lain Belgia, Jerman, Prancis dan Jepang.
Ditambahkannya kelompok populasi yang mulai menua alias aging population juga mendorong permintaan akan obligasi dan menekan imbal hasil.
"Kita selama ini terbiasa dengan gagasan bahwa Kita tidak akan memiliki suku bunga negatif, tetapi jika Anda melihat perubahan signifikan dalam sikap sebagian populasi, mereka mencari kupon," kata Greenspan lagi.
"Sebagai akibat dari hal tersebut, akan ada kecenderungan mengabaikan fakta bahwa itu memiliki efek pada tingkat suku bunga yang mereka terima,".
Menurutnya harga emas naik sangat signifikan belakangan ini karena masyarakat kini mencari aset yang nilainya akan bertambah seiring dengan menuanya populasi. Emas berjangka naik lebih dari 21% pada 2019,
Saat ini, imbal hasil obligasi AS masih berada dalam wilayah yang positif. Sebelumnya AS sempat memangkas suku bunga pada Juli lalu.
Analis berpendapat suku bunga akan kembali dipangkas The Fed akhir September ini. Dari survey yang dilakukan FedWatch CME Group, ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga pada September ini berada di angka 92,7%.
BERSAMBUNG KE HAL 2
Pages
Most Popular