
RBA Tahan Suku Bunga, Dolar Australia Akhirnya Menguat Juga
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 September 2019 18:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia akhirnya menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (3/9/19) setelah mencatat pelemahan lima hari berturut-turut, hingga mendekati level terlemah sejak Februari 2016.
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang menahan suku bunga acuannya pada hari ini menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Kanguru. Pada perdagangan hari ini dolar Australia menguat 0,47% ke level Rp 9.570, sementara lima hari perdagangan sebelumnya total melemah 1,22%.
Setelah memangkas suku bunga dua bulan berturut-turut, RBA pada hari ini mempertahankan suku bunga 1%, dan memilih menunggu efek dari pemangkasan suku bunga sebelumnya terhadap perekonomian Australia di kuartal IV-2019.
Ini berarti, RBA di tahun ini tidak akan memangkas suku bunga lagi, yang membuat dolar Australia menguat. Meski demikian, Gubernur RBA Philip Lowe tetap membuka peluang suku bunga dipangkas lagi seandainya ekonomi kembali memburuk.
Australia akan melaporkan data pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) kuartal II-2019 Rabu besok. Data dari Forex Factory menunjukkan PDB diprediksi sebesar 0,5% quarter-to-quarter, lebih tinggi dari sebelumnya 0,4%.
Selain data tersebut, belakangan ini data-data dari Australia bisa dibilang mengecewakan. Biro Statistik Australia Kamis pekan lalu melaporkan belanja modal swasta AS mengalami penurunan sebesar 0,5% di kuartal II-2019 dari tiga bulan pertama 2019 atau secara quarter-to-quarter.
Data ini merupakan salah satu leading indikator kesehatan ekonomi Australia, jika dunia usaha meningkatkan investasi berarti kondisi ekonomi membaik, sebaliknya jika investasi menurun, berarti dunia usaha melihat kondisi ekonomi sedang memburuk.
Sementara pada hari ini, penjualan ritel bulan Juli dilaporkan turun 0,1% secara month-to-month (MoM), dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 0,4%. Kondisi ekonomi Australia yang terlihat rapuh membuat mata uangnya anjlok 4,45% sejak awal tahun melawan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang menahan suku bunga acuannya pada hari ini menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Kanguru. Pada perdagangan hari ini dolar Australia menguat 0,47% ke level Rp 9.570, sementara lima hari perdagangan sebelumnya total melemah 1,22%.
Ini berarti, RBA di tahun ini tidak akan memangkas suku bunga lagi, yang membuat dolar Australia menguat. Meski demikian, Gubernur RBA Philip Lowe tetap membuka peluang suku bunga dipangkas lagi seandainya ekonomi kembali memburuk.
Australia akan melaporkan data pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) kuartal II-2019 Rabu besok. Data dari Forex Factory menunjukkan PDB diprediksi sebesar 0,5% quarter-to-quarter, lebih tinggi dari sebelumnya 0,4%.
Selain data tersebut, belakangan ini data-data dari Australia bisa dibilang mengecewakan. Biro Statistik Australia Kamis pekan lalu melaporkan belanja modal swasta AS mengalami penurunan sebesar 0,5% di kuartal II-2019 dari tiga bulan pertama 2019 atau secara quarter-to-quarter.
Data ini merupakan salah satu leading indikator kesehatan ekonomi Australia, jika dunia usaha meningkatkan investasi berarti kondisi ekonomi membaik, sebaliknya jika investasi menurun, berarti dunia usaha melihat kondisi ekonomi sedang memburuk.
Sementara pada hari ini, penjualan ritel bulan Juli dilaporkan turun 0,1% secara month-to-month (MoM), dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 0,4%. Kondisi ekonomi Australia yang terlihat rapuh membuat mata uangnya anjlok 4,45% sejak awal tahun melawan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular