Analisis

Dihantam Dolar AS, Harga Emas Terkapar Sesaat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 September 2019 14:01
Dihantam Dolar AS, Harga Emas Terkapar Sesaat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot terlihat kurang bertenaga sejak perdagangan awal pekan ini, padahal kondisi global kurang kondusif. Babak baru perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China resmi dimulai 1 September lalu, Negeri Tiongkok memberikan "babak tambahan" lagi.

China mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tidak disebutkan rincian dari laporan itu, tetapi China menyatakan kebijakan AS telah mempengaruhi ekspor mereka sebesar US$ 300 miliar.

"China telah melakukan tindakan yang unilateral dan kebijakan industri yang agresif kepada para mitra dagangnya untuk secara tidak adil mencuri dan menguasai teknologi. AS menerapkan bea masuk untuk menghapus kebijakan China yang tidak adil dan mengganggu," tegas pembelaan tertulis dari Washington, seperti diberitakan Reuters.

AS punya waktu 60 hari untuk menyelesaikan perkara ini, sesuai aturan WTO. Kemudian China bisa meminta keberatan, dan prosesnya bisa memakan waktu hitungan tahun. Namun jika China menang, maka mereka berhak menjatuhkan sanksi perdagangan kepada AS.

Selain perang dagang AS-China, situasi politik Inggris yang kembali memanas, juga menebar sentimen negatif ke pasar finansial.

Perdana Menteri Boris Johnson masih berkeras akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) pada 31 Oktober, deal or no deal. Namun kubu oposisi di parlemen sedang berupaya untuk menggagalkan upaya tersebut, karena khawatir no deal Brexit akan membawa Inggris ke jurang resesi. Ada wacana untuk kembali memundurkan waktu pelaksanaan Brexit tiga bulan setelah 31 Oktober.

PM Johnson melakukan manuver dengan menyatakan akan mengadakan pemilu sela jika parlemen mencoba menjegal rencananya. Pemilu sela tentunya dimaksudkan untuk mengubah komposisi parlemen agar diisi lebih banyak pendukungnya.

Semua situasi di atas sebenarnya bisa mendongkrak permintaan emas sebagai aset aman (safe haven) yang tentunya membuat harga ya kembali menguat.

Tetapi nyatanya harga emas masih terlihat loyo hingga perdagangan Selasa (2/9/19) siang. Dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat beberapa hari terakhir menjadi penyebab kurang bertenaganya emas.




Harga emas dunia dibanderol dengan dolar AS, sehingga ketika mata uang Paman Sam menguat, harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Jika harganya menjadi lebih mahal tentunya permintaanya menjadi berkurang, dan harga menjadi turun.

Penguatan dolar AS bukan karena fundamental mata uang ini membaik, tapi akibat performa buruk lawal-lawan utamanya. Kisruh politik Inggris membuat poundsterling jeblok, sementara euro tertekan akibat kondisi ekonomi yang memburuk, sehingga European Central Bank (ECB) diprediksi akan menggelontorkan paket stimulus di bulan ini.

Indeks dolar pada hari ini menguat 0,31% ke level 99,22 dan berada di level tertinggi sejak Mei 2017, sehingga wajar jika emas perlu perjuangan untuk bisa menguat kembali.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Masih belum ada perubahan dilihat dari sisi teknikal pergerakan harga emas. Beberapa level yang perlu dicermati sudah berhasil disentuh oleh emas, sesuai prediksi selama belum menembus konsisten di atas US$ 1.530/troy ons, emas masih akan melemah.

Bukan Apa-Apa, Emas Melemah Cuma Gara-Gara Dolar ASGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com


Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan di atas MA 21 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis hijau). 

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram kembali ke wilayah negatif, memberikan gambaran momentum penguatan emas yang menurun.

Bukan Apa-Apa, Emas Melemah Cuma Gara-Gara Dolar ASGrafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Foto: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA dan MA 21, tetapi di bawah MA 125. Indikator stochastic belum memasuki wilayah jenuh beli (overbought) ataupun wilayah jenuh jual (oversold). 

Emas saat ini kembali bergerak dUS$ 1.526/troy ons. Selama bertahan di atas level tersebut emas berpeluang naik ke US$ 1.530/troy ons. Sekali lagi, selama tidak menembus US$ 1.530/troy ons, emas berpotensi berbalik melemah lagi. 

Namun jika mampu menembus konsisten ke atas level tersebut, emas berpotensi naik ke US$ 1.535/troy ons, atau lebih tinggi lagi ke US$ 1.539/troy ons. 

Di sisi lain, jika kembali turun dan tertahan di bawah US$ 1.526/troy ons, logam mulia ini berpotensi melemah ke level US$ 1.519/troy ons. Support selanjutnya jika area tersebut dilewati adalah US$ 1.514 dan US$ 1.509/troy ons. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular