
Harga CPO di Bursa Malaysia Terkoreksi untuk Hari Ketiga

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di bursa berjangka Malaysia diperdagangkan dengan rentang sempit pada sesi pagi ini Jumat (30/8/2019), melanjutkan koreksi untuk hari ketiga.
Koreksi tersebut terjadi menyusul tekanan yang menimpa harga olahan sawit di Dalian Commodity Exchange China, sementara harga minyak kedelai yang menjadi substitusinya bergerak menguat di Chicago Board of Trade (CBOT).
Harga kontrak CPO berjangka untuk pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange melemah 0,2% menjadi 2.216 ringgit per ton pada pukul 11:30 WIB. Meski demikian, harga masih terhitung menguat 7,3% sepanjang bulan ini menjadi kenaikan bulanan terpanjang sejak Januari.
Sementara itu, harga kontrak minyak kedelai Amerika Serikat (AS) di bursa Chicago menguat 0,4%, yang diikuti koreksi harga kontrak CPO untuk pengiriman September di bursa Dalian sebesar 1,1%.
"Target harga bearish CPO pada 2.181 ringgit per ton telah terbentuk, setelah menembus rentang support pada 2.230-2.243 ringgit," tutur analis teknikal Reuters untuk komoditas dan energi Wang Tao, sebagaimana dikutip Revinitif.
Harga CPO masih tertekan akibat berlebihnya posisi stok minyak sawit Malaysia pada Juli sebesar 2,39 juta ton, atau lebih tinggi 7,1% dibandingkan posisi setahun sebelumnya. Namun, stok tersebut jauh berkurang dibanding akhir 2018 yang mencapai 3,21 juta ton atau tertinggi dalam 19 tahun terakhir.
Secara umum, harga komoditas pertanian masih menghadapi tekan sepanjang tahun berjalan ini menyusul perang dagang yang dilancarkan antara AS dan China. AS merupakan produsen utama kedelai yang semakin berlimpah stoknya karena tidak terserap oleh China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Harga CPO Agak Loyo, Saham Emiten Sawit Mulai Tumbang