
Jelang RUPSLB Siang Ini, Simak Kinerja Bisnis Bank BTN
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
29 August 2019 11:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah Rabu kemarin PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), giliran PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) akan menggelar RUPSLB pada Kamis siang ini (29/8/2019).
Menjelang penyelenggaraan RUPSLB yang dijadwalkan dimulai pukul 14:00 WIB, saham BBTN malah terkena aksi jual dengan mencatatkan koreksi sebesar 0,48% menjadi Rp 2.070/saham pada perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia, pukul 11.04 WIB.
Investor asing tercatat net sell (jual bersih) saham BBTN hari ini Rp 3,17 miliar, dan sebulan terakhir net sell Rp 189 miliar.
Pada RUPLSB kali ini, terdapat tiga agenda utama yang akan dibahas, di antaranya evaluasi kinerja paruh pertama 2019, persetujuan pembelian saham atau akuisisi perusahaan modal ventura, dan pergantian susunan pengurus perusahaan.
Nah, besar kemungkinan mata acara ketiga inilah yang menjadi katalis negatif dan menekan harga saham perusahaan. Pasalnya, pergantian susunan pengurus dapat berakibat pada perubahan rencana bisnis perusahaan ke depan.
Terlebih lagi, jika kebijakan strategis yang nantinya diambil pengurus baru dianggap kurang menguntungkan pemegang saham.
Di lain pihak, diketahui hingga akhir Juni 2019 BBTN mencatatkan laba bersih Rp 1,31 triliun atau turun 8,24% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu. Keuntungan perusahaan terkoreksi karena CKPM (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atau pencadangan) dibentuk besar untuk memenuhi ketentuan PSAK (pedoman standard akuntansi keuangan) 71.
Meskipun demikian, sejatinya perusahaan masih mampu membukukan pertumbuhan positif pada pos pendapatan bunga dan bagi hasil yang tercatat tumbuh 19,81% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 12,78 triliun.
Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perusahaan sepanjang semester I-2019 juga tumbuh lebih pesat dibandingkan rerata industri. Per Juni 2019, jumlah DPK BBTN mencapai Rp 234,80 triliun atau naik 15,89% YoY, di mana DPK rata-rata industri perbankan nasional hanya tumbuh 7,42% YoY.
Bank pelat merah yang fokus pada pembiayaan perumahan ini juga mencatatkan penyaluran kredit di atas rata-rata industri perbankan. Per Juni 2019, BTN mencatatkan penyaluran kredit Rp 251,04 triliun atau tumbuh 18,78% secara tahunan.
Pertumbuhan kredit masih ditopang sektor perumahan. Lini bisnis ini mencatatkan kenaikan 19,72% YoY menjadi Rp 173,61 triliun. Segmen kredit ini didorong oleh penyaluran kredit KPR subsidi menjadi senilai Rp 90,75 triliun atau naik 27,55% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article BTN Gelar RUPSLB 27 November, Pahala Mansury Jadi Dirut?
Menjelang penyelenggaraan RUPSLB yang dijadwalkan dimulai pukul 14:00 WIB, saham BBTN malah terkena aksi jual dengan mencatatkan koreksi sebesar 0,48% menjadi Rp 2.070/saham pada perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia, pukul 11.04 WIB.
Investor asing tercatat net sell (jual bersih) saham BBTN hari ini Rp 3,17 miliar, dan sebulan terakhir net sell Rp 189 miliar.
Nah, besar kemungkinan mata acara ketiga inilah yang menjadi katalis negatif dan menekan harga saham perusahaan. Pasalnya, pergantian susunan pengurus dapat berakibat pada perubahan rencana bisnis perusahaan ke depan.
Terlebih lagi, jika kebijakan strategis yang nantinya diambil pengurus baru dianggap kurang menguntungkan pemegang saham.
Di lain pihak, diketahui hingga akhir Juni 2019 BBTN mencatatkan laba bersih Rp 1,31 triliun atau turun 8,24% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu. Keuntungan perusahaan terkoreksi karena CKPM (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atau pencadangan) dibentuk besar untuk memenuhi ketentuan PSAK (pedoman standard akuntansi keuangan) 71.
Meskipun demikian, sejatinya perusahaan masih mampu membukukan pertumbuhan positif pada pos pendapatan bunga dan bagi hasil yang tercatat tumbuh 19,81% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 12,78 triliun.
Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perusahaan sepanjang semester I-2019 juga tumbuh lebih pesat dibandingkan rerata industri. Per Juni 2019, jumlah DPK BBTN mencapai Rp 234,80 triliun atau naik 15,89% YoY, di mana DPK rata-rata industri perbankan nasional hanya tumbuh 7,42% YoY.
Bank pelat merah yang fokus pada pembiayaan perumahan ini juga mencatatkan penyaluran kredit di atas rata-rata industri perbankan. Per Juni 2019, BTN mencatatkan penyaluran kredit Rp 251,04 triliun atau tumbuh 18,78% secara tahunan.
Pertumbuhan kredit masih ditopang sektor perumahan. Lini bisnis ini mencatatkan kenaikan 19,72% YoY menjadi Rp 173,61 triliun. Segmen kredit ini didorong oleh penyaluran kredit KPR subsidi menjadi senilai Rp 90,75 triliun atau naik 27,55% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article BTN Gelar RUPSLB 27 November, Pahala Mansury Jadi Dirut?
Most Popular