
Mandiri Restrukturisasi Utang KRAS Rp 8 T, Bank Lain?

Dia menjelaskan, setengah dari utang sindikasi bank tersebut atau mencapai Rp 10 triliun-Rp 15 triliun (sekitar US$ 1 miliar), yang masuk dalam Tranche B akan dibayarkan dengan penjualan aset perusahaan.
Adapun untuk obligasi konversi akan melalui perjanjian kredit baru jika perusahaan baja pelat merah ini tak mampu memenuhi total utang yang ada dalam Tranche C ini.
"Nanti kalau value-nya sudah naik di issue [penerbitan] convertible bond kita kan ada opsi untuk subscribe. Kalau tidak ya jadi loan," kata dia.
Di sisi lain, eksposur Bank Mandiri dalam seluruh utang ke Krakatau Steel ini nilainya mencapai Rp 8 triliun, jumlah ini merupakan nilai kredit terbesar dari seluruh bank yang ikut dalam perjanjian ini.
Royke menyebutkan, dalam proses restrukturisasi utang perusahaan, tak hanya akan diwajibkan untuk menyelesaikan masalah keuangan, namun juga masalah operasional perusahaan yang harus menjadi lebih efisien.
Tingkat bunga yang diberikan dalam restrukturisasi ini diperkirakan di berada di bawah level 5%, sebab pinjamannya dalam bentuk dolar AS.
Berdasarkan laporan keuangan KRAS 2018, tercatat utang mencapai US$ 2,49 miliar atau sekitar Rp 35 triliun, naik 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar. Utang jangka pendek yang harus dibayarkan oleh perusahaan mencapai US$ 1,59 miliar, naik 17,38% dibandingkan 2017 senilai US$ 1,36 miliar.
Jumlah itu terdiri dari LoC (letter of credit) impor US$ 161,2 juta, fasilitas bank overdraft(dana cerukan) sebesar US$ 131,01 juta, dan kredit modal kerja sebesar US$ 67,32 juta.
Selanjutnya pinjaman terbesar kepada KRAS selanjutnya diberikan oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 238,36 juta dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sebesar US$ 199,25 juta.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim sebelumnya mengatakan saat ini proses restrukturisasi terus berlangsung.
"Jika restrukturisasi lancar, maka tahun 2020 kita akan wujudkan konsep industri 4.0 di Krakatau Steel," katanya.