
Rupiah Galau Jelang 1 September, Memangnya Ada Apa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 August 2019 10:51

Investor dipaksa bermain aman hari ini. Setidaknya ada dua sentimen besar yang membuat pelaku pasar belum berani memainkan total football.
Pertama adalah risiko resesi yang masih membayangi. Tanda-tanda resesi kembali muncul, yaitu inversi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun. Inversi berarti yield jangka pendek lebh tinggi ketimbang yang jangka panjang, menandakan investor meminta jaminan lebih karena menilai ada risiko dalam waktu dekat.
Pada pukul 10:12 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun berada di 1,52%. Sedangkan yang 10 tahun lebih rendah yaitu 1,4811%.
Dua tenor ini dipantau benar oleh investor. Bukan apa-apa, lima kali resesi di AS diawali dengan inversi yield di dua tenor tersebut.
Oleh karena itu, kekhawatiran soal ancaman resesi belum pergi. Ini yang membuat pelaku pasar belum berani bermain terbuka.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)
Pertama adalah risiko resesi yang masih membayangi. Tanda-tanda resesi kembali muncul, yaitu inversi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun. Inversi berarti yield jangka pendek lebh tinggi ketimbang yang jangka panjang, menandakan investor meminta jaminan lebih karena menilai ada risiko dalam waktu dekat.
Pada pukul 10:12 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun berada di 1,52%. Sedangkan yang 10 tahun lebih rendah yaitu 1,4811%.
Dua tenor ini dipantau benar oleh investor. Bukan apa-apa, lima kali resesi di AS diawali dengan inversi yield di dua tenor tersebut.
Oleh karena itu, kekhawatiran soal ancaman resesi belum pergi. Ini yang membuat pelaku pasar belum berani bermain terbuka.
Baca: Resesi Sudah Basi? |
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular