
Tanda Resesi Masih Terbaca, Rupiah Kena Getahnya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 August 2019 08:30

Pasar keuangan Asia masih shaky, seiring Wall Street yang berakhir di zona merah. Pada dini hari tadi waktu Indonesia, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,47%, S&P 500 minus 0,32%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,34%.
Namun karena pelemahan Wall Street relatif terbatas, investor di Asia masih belum menentukan sikap. Untuk sementara, bermain aman adalah pilihan.
Sebab, sentimen negatif masih menggelayuti pasar. Ancaman resesi belum pergi, tanda-tandanya masih ada.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun masih mengalami inversi. Artinya, yield tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang yang menandakan investor melihat ada risiko yang lebih besar dalam jangka pendek.
Pada pukul 08:17 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun adalah 1,5159% sementara yang 10 tahun berada di 1,4677%. Dua tenor ini dipantau benar oleh investor. Bukan apa-apa, lima kali resesi di AS diawali dengan inversi yield di dua tenor tersebut.
Oleh karena itu, kekhawatiran soal ancaman resesi belum pergi. Ini yang membuat pelaku pasar belum berani bermain terbuka.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Namun karena pelemahan Wall Street relatif terbatas, investor di Asia masih belum menentukan sikap. Untuk sementara, bermain aman adalah pilihan.
Sebab, sentimen negatif masih menggelayuti pasar. Ancaman resesi belum pergi, tanda-tandanya masih ada.
Baca: Resesi Sudah Basi? |
Pada pukul 08:17 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun adalah 1,5159% sementara yang 10 tahun berada di 1,4677%. Dua tenor ini dipantau benar oleh investor. Bukan apa-apa, lima kali resesi di AS diawali dengan inversi yield di dua tenor tersebut.
Oleh karena itu, kekhawatiran soal ancaman resesi belum pergi. Ini yang membuat pelaku pasar belum berani bermain terbuka.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular