Tanda Resesi Masih Terbaca, Rupiah Kena Getahnya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 August 2019 08:30
Tanda Resesi Masih Terbaca, Rupiah Kena Getahnya
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di perdagangan pasar spot hari ini. Namun sejurus kemudian rupiah terpeleset ke zona merah. 

Pada Rabu (28/8/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.250 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Namun tidak lama kemudian rupiah masuk zona depresiasi. Pada pukul 08:10 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.260, di mana rupiah melemah 0,07%. 

Rupiah bernasib serupa dengan mata uang Asia lainnya yang cenderung melemah di hadapan greenback. Sejauh ini hanya dolar Hong Kong, dolar Singapura, dan dolar Taiwan yang masih bisa menguat. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:11 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Pasar keuangan Asia masih shaky, seiring Wall Street yang berakhir di zona merah. Pada dini hari tadi waktu Indonesia, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,47%, S&P 500 minus 0,32%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,34%. 


Namun karena pelemahan Wall Street relatif terbatas, investor di Asia masih belum menentukan sikap. Untuk sementara, bermain aman adalah pilihan. 

Sebab, sentimen negatif masih menggelayuti pasar. Ancaman resesi belum pergi, tanda-tandanya masih ada. 

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun masih mengalami inversi. Artinya, yield tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang yang menandakan investor melihat ada risiko yang lebih besar dalam jangka pendek. 




Pada pukul 08:17 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun adalah 1,5159% sementara yang 10 tahun berada di 1,4677%. Dua tenor ini dipantau benar oleh investor. Bukan apa-apa, lima kali resesi di AS diawali dengan inversi yield di dua tenor tersebut. 

Oleh karena itu, kekhawatiran soal ancaman resesi belum pergi. Ini yang membuat pelaku pasar belum berani bermain terbuka.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular