Duh, Kurs Yuan Kini di Bawah Rp 2.000!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 August 2019 17:31
Kali terakhir kurs yuan berada di bawah Rp 2.000 pada 9 Agustus 2017.
Foto: Ilustrasi Yuan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yuan China kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (26/8/19) hingga menembus ke bawah level Rp 2.000/yuan. Kali terakhir kurs yuan berada di bawah level Rp 2.000 yakni pada 9 Agustus 2017, itu artinya mata uang renminbi ini berada di level terlemah dua tahun melawan rupiah.

Hingga hari ini yuan sudah melemah selama empat hari berturut-turut melawan rupiah. Pada pukul 16:40 WIB, yuan diperdagangkan di level Rp 1.992,61 atau melemah 0,45% di pasar spot, melansir data Refinitiv.



Memanasnya hubungan China dengan AS membuat kurs yuan tertekan.



Pemerintah China akan menaikkan tarif impor mulai dari 5% sampai 10% terhadap produk-produk dari Paman Sam senilai US$ 75 miliar, dan mulai berlaku pada 1 September dan 15 Desember.

Tidak hanya itu, China kembali mengenakan tarif sebesar 25% terhadap mobil dari AS yang akan masuk ke China, dan untuk suku cadangnya akan dikenakan tarif sebesar 5%. Kebijakan ini sebelumnya dihentikan pada bulan April lalu, dan kini akan diberlakukan lagi mulai 15 Desember.

Langkah China kembali membuat AS panas. Melalui cuitan di Twitter, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.

Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.

Meski kini muncul kembali asa damai dagang, tetapi nyatanya yuan masih belum mampu bangkit. Presiden AS, Donald Trump, siang tadi waktu Indonesia mengatakan China menginginkan perundingan dimulai lagi dan kedua negara akan memulai pembicaraan dengan serius.

Pelemahan yuan bukan kabar bagus bagi Indonesia. Produk made in China menjadi lebih murah sehingga membuat permintaannya berpotensi meningkat. Jika tidak diimbangi dengan peningkatan ekspor, maka neraca dagang Indonesia bisa mengalami pembengkakan defisit.

Akibat pelemahan hari ini, yuan sepanjang bulan Agustus telah melemah lebih dari 2% sepanjang bulan Agustus. Berikut tabel pergerakan yuan sepanjang bulan Agustus di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular