
Tensi AS-China Naik, Harga Obligasi Pemerintah Terguncang
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
26 August 2019 11:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah terkoreksi di awal pekan ini setelah perang dagang Amerika Serikat (AS)-China tereskalasi aksi saling balas-membalas ancam kedua negara akhir pekan lalu. Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.
Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 4,9 basis poin (bps) menjadi 7,29%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 26 Aug'19
Sumber: Refinitiv
Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, penguatan terjadi secara luas karena instrumen surat utang negara mereka sudah dianggap sebagai instrumen lindung nilai (hedging) terhadap risiko.
Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif perang dagang, terkait dengan kodrat dan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 4,9 basis poin (bps) menjadi 7,29%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 26 Aug'19
Seri | Jatuh tempo | Yield 23 Aug'19 (%) | Yield 26 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 23 Aug'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.658 | 6.695 | 3.70 | 6.6222 |
FR0078 | 10 tahun | 7.242 | 7.291 | 4.90 | 7.2224 |
FR0068 | 15 tahun | 7.672 | 7.656 | -1.60 | 7.627 |
FR0079 | 20 tahun | 7.761 | 7.769 | 0.80 | 7.7333 |
Avg movement | 1.95 |
Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, penguatan terjadi secara luas karena instrumen surat utang negara mereka sudah dianggap sebagai instrumen lindung nilai (hedging) terhadap risiko.
Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif perang dagang, terkait dengan kodrat dan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 23 Aug'19 (%) | Yield 26 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 7.215 | 7.26 | 4.50 |
China | 3.07 | 3.069 | -0.10 |
Jerman | -0.672 | -0.678 | -0.60 |
Prancis | -0.371 | -0.381 | -1.00 |
Inggris | 0.472 | 0.474 | 0.20 |
India | 6.553 | 6.564 | 1.10 |
Jepang | -0.234 | -0.264 | -3.00 |
Malaysia | 3.373 | 3.353 | -2.00 |
Filipina | 4.463 | 4.475 | 1.20 |
Rusia | 7.2 | 7.19 | -1.00 |
Singapura | 1.8 | 1.79 | -1.00 |
Thailand | 1.545 | 1.455 | -9.00 |
Amerika Serikat | 1.527 | 1.49 | -3.70 |
Afrika Selatan | 8.27 | 8.275 | 0.50 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular