
Tensi Perang Dagang Meningkat, Bursa Berjangka AS Jeblok
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
26 August 2019 06:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa berjangka AS turun pada pembukaan pada Minggu (25/8/2019) malam waktu setempat. Naiknya kembali tensi perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi penyebab.
Dow Jones Industrial Average Future diperdagangkan 319 poin lebih rendah, terjadi penurunan hingga 261 poin pada pembukaan Senin. Sementara S&P dan Nasdaq berjangka menunjukkan penurunan 1%.
Dalam serial tweet-nya Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump kembali mengatakan akan menaikkan tarif barang-barang China hingga US$250 miliar, atau menjadi 30% dari sebelumnya 25% pada 1 Oktober.
Selain itu untuk produk bernilai US$ 300 Miliar, Trump juga akan menaikkan tarif hingga 15% dari sebelumnya 10%. Ini berlaku pada 1 September dan 15 Desember.
"Sedihnya administrasi masa lalu telah memungkinkan China untuk maju jauh dari perdagangan yang adil dan seimbang, sehingga menjadi beban besar bagi wajib pajak di Amerika," ujar Trump dalam tweeter-nya sebagaimana dilansir dari CNBC International. "Sebagai Presiden Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi,".
Komentar Trump muncul setelah China meluncurkan tarif baru untuk produk AS senilai US$ 75 miliar, termasuk untuk mobil. Hal ini juga membuat Trump memerintahkan sejumlah perusahaan AS memindahkan operasi dari China ke tempat lain.
Selain itu, dalam pertemuan KTT G-7 di Biarritz Prancis, Trump berujar menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi untuk China. Ia pun mengancam akan mendeklarasikan perang dagang sebagai darurat nasional.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef) Next Article Dihantui Resesi & Perang Dagang, Wall Street Tertekan
Dow Jones Industrial Average Future diperdagangkan 319 poin lebih rendah, terjadi penurunan hingga 261 poin pada pembukaan Senin. Sementara S&P dan Nasdaq berjangka menunjukkan penurunan 1%.
Dalam serial tweet-nya Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump kembali mengatakan akan menaikkan tarif barang-barang China hingga US$250 miliar, atau menjadi 30% dari sebelumnya 25% pada 1 Oktober.
Selain itu untuk produk bernilai US$ 300 Miliar, Trump juga akan menaikkan tarif hingga 15% dari sebelumnya 10%. Ini berlaku pada 1 September dan 15 Desember.
"Sedihnya administrasi masa lalu telah memungkinkan China untuk maju jauh dari perdagangan yang adil dan seimbang, sehingga menjadi beban besar bagi wajib pajak di Amerika," ujar Trump dalam tweeter-nya sebagaimana dilansir dari CNBC International. "Sebagai Presiden Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi,".
Komentar Trump muncul setelah China meluncurkan tarif baru untuk produk AS senilai US$ 75 miliar, termasuk untuk mobil. Hal ini juga membuat Trump memerintahkan sejumlah perusahaan AS memindahkan operasi dari China ke tempat lain.
Selain itu, dalam pertemuan KTT G-7 di Biarritz Prancis, Trump berujar menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi untuk China. Ia pun mengancam akan mendeklarasikan perang dagang sebagai darurat nasional.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef) Next Article Dihantui Resesi & Perang Dagang, Wall Street Tertekan
Most Popular