
Menunggu Godot, Eh Powell, Rupiah Tak Berdaya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 August 2019 10:24

Tidak cuma pasar valas, bursa saham Asia pun didominasi warna merah. Pada pukul 10:12 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,06%, KLCI Malaysia turun 0,19%, PSEI Filipina amblas 1,17%, Straits Times minus 0,29%, dan TW Weighted Index Taiwan berkurang 0,09%.
Tema pasar keuangan hari ini adalah penantian. Investor memfokuskan pandangan ke simposium tahunan yang diadakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) di Jackson Hole pada 22-24 Agustus. Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell dijadwalkan akan memberi pidato pada malam ini waktu Indonesia.
Pelaku pasar ingin memastikan dan mencari petunjuk yang lebih terang-benderang mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Kemarin, The Fed merilis notula rapat (minutes of meeting) edisi Juli yang mengungkap bahwa sebagian pejabat bank sentral ingin menempuh pelonggaran moneter yang agresif. Namun hasilnya, The Fed 'hanya' menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps).
"Beberapa peserta rapat ingin menurunkan suku bunga acuan lebih dalam yaitu 50 bps untuk mempercepat laju inflasi menuju target 2%. Namun peserta lainnya memilih untuk menurunkan suku bunga acuan 25 bps," demikian tulis notula rapat itu.
Dengan suara para pejabat yang terpecah, menarik untuk menerka bagaimana arah suku bunga kebijakan. Pelaku pasar masih meyakini bahwa The Fed akan kembali menurunkan suku bunga bulan depan. Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 1,75-2% mencapai 93,5%.
Agar semakin yakin, investor butuh 'arahan' dari Powell. Oleh karena itu, tidak heran pelaku pasar memilih wait and see sebelum menentukan langkah selanjutnya. Ini yang membuat arus modal masih enggan masuk dengan deras ke pasar keuangan Asia, yang membuat mata uang terdepresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Tema pasar keuangan hari ini adalah penantian. Investor memfokuskan pandangan ke simposium tahunan yang diadakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) di Jackson Hole pada 22-24 Agustus. Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell dijadwalkan akan memberi pidato pada malam ini waktu Indonesia.
Pelaku pasar ingin memastikan dan mencari petunjuk yang lebih terang-benderang mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Kemarin, The Fed merilis notula rapat (minutes of meeting) edisi Juli yang mengungkap bahwa sebagian pejabat bank sentral ingin menempuh pelonggaran moneter yang agresif. Namun hasilnya, The Fed 'hanya' menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps).
Dengan suara para pejabat yang terpecah, menarik untuk menerka bagaimana arah suku bunga kebijakan. Pelaku pasar masih meyakini bahwa The Fed akan kembali menurunkan suku bunga bulan depan. Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 1,75-2% mencapai 93,5%.
Agar semakin yakin, investor butuh 'arahan' dari Powell. Oleh karena itu, tidak heran pelaku pasar memilih wait and see sebelum menentukan langkah selanjutnya. Ini yang membuat arus modal masih enggan masuk dengan deras ke pasar keuangan Asia, yang membuat mata uang terdepresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular