Kisruh Geopolitik dan Penantian Pidato Powell, Bursa Asia Mix

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
23 August 2019 09:52
Indeks Straits Time stagnan 0,02%, indeks Hang Seng naik tipis 0,04%, indeks Shanghai menguat 0,06%. Sedangkan indeks Kospi dan Nikkei anjlok 0,44% dan 0,23%.
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka bervariatif seiring penantian kabar dari Simposium Jackson Hole dan gejolak hubungan geopolitik antara para penghuni Benua Kuning.

Indeks Straits Times dibuka stagnan 0,02%, indeks Hang Seng naik tipis 0,04%, indeks Shanghai menguat 0,06%. Sedangkan indeks Kospi dan Nikkei masing-masing anjlok 0,44% dan 0,23%.

Bursa saham utama Korea Selatan dan Jepang anjlok setelah pada hari Kamis (22/8/2019), Negeri Gingseng mengatakan bahwa pihaknya akan membatalkan pakta berbagi intelejen dengan Jepang seiring dengan perselisihan antara kedua negara terkait peristiwa masa lalu yang tak kunjung usai.

Pakta atau perjanjian tersebut sejatinya dirancang untuk berbagi informasi terkait potensi ancaman dari kegiatan misil dan nuklir Korea Utara.

Wakil Direktur Presiden Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan, Kim You-geun, menyampaikan bahwa Negeri Sakura telah menciptakan perubahan besar di lingkungan kerja sama kedua negara setelah menghapus status ekspor jalur cepat Korea Selatan bulan ini, dilansir CNBC International.

Di lain pihak, bursa saham utama Benua Kuning lainnya cenderung dibuka stagnan karena pelaku pasar masih mencari petunjuk terkait arah pergerakan kebijakan moneter AS bulan depan, setelah sebelumnya The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin di bulan Juli.

Powell pada pekan kemarin menegaskan bahwa pemotongan suku bunga acuan Negeri Paman Sam sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Juli, bukannya permulaan awal dari era panjang pemangkasan suku bunga.

"Kami tak melihat arahnya ke sana (era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan). Anda akan melakukannya jika Anda melihat pelemahan ekonomi yang signifikan dan jika Anda berpikir bahwa federal funds rate perlu dipangkas secara signifikan. Itu bukanlah skenario yang kami lihat," dilansir CNBC International.

Akan tetapi, melansir situs CME Fedwatch, pelaku pasar memproyeksi bahwa peluang pemotongan federal funds rate sebesar 25 bps untuk periode September mencapai 93,5%, sedangkan probabilitas suku bunga dipertahankan adalah 6,5%.

Hal ini dikarenakan, investor melihat Powell mendapat banyak tekanan dari Presiden AS Donald Trump yang masih semangat memperburuk hubungan dagang antara AS dengan China, di mana hal tersebut dapat semakin menekan laju pertumbuhan perekonomian dunia.

Pidato Powell di Simposium Jackson Hole diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terkait arah kebijakan moneter AS ke depan.

TIM RISET CNCB INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular