
Efek Bunga Acuan Cuma Bertahan 2 Hari, SUN Koreksi Lagi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 August 2019 10:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah terkoreksi tipis pada awal perdagangan hari ini setelah menguat 2 hari jelang penurunan suku bunga acuan domestik kemarin.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain, baik negara berkembang maupun negara maju.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.
Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 2,1 basis poin (bps) menjadi 7,75%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 23 Aug'19
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.006,84 triliun SBN, atau 38,52% dari total beredar Rp 2.613 triliun berdasarkan data per 21 Agustus.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 113 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk dari pasar SUN senilai Rp 1,89 triliun.
Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya turun 0,1% menjadi 6.233 untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan 0,13% menjadi Rp 14.248 per dolar AS untuk rupiah.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain, baik negara berkembang maupun negara maju.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 2,1 basis poin (bps) menjadi 7,75%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 23 Aug'19
Seri | Jatuh tempo | Yield 22 Aug'19 (%) | Yield 23 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 22 Aug'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.678 | 6.658 | -2.00 | 6.5685 |
FR0078 | 10 tahun | 7.244 | 7.257 | 1.30 | 7.2174 |
FR0068 | 15 tahun | 7.649 | 7.663 | 1.40 | 7.5966 |
FR0079 | 20 tahun | 7.737 | 7.758 | 2.10 | 7.7038 |
Avg movement | 0.70 |
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.006,84 triliun SBN, atau 38,52% dari total beredar Rp 2.613 triliun berdasarkan data per 21 Agustus.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 113 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk dari pasar SUN senilai Rp 1,89 triliun.
Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya turun 0,1% menjadi 6.233 untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan 0,13% menjadi Rp 14.248 per dolar AS untuk rupiah.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 22 Aug'19 (%) | Yield 23 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 7.22 | 7.215 | -0.50 |
China | 3.077 | 3.067 | -1.00 |
Jerman | -0.641 | -0.641 | 0.00 |
Prancis | -0.353 | -0.357 | -0.40 |
Inggris | 0.518 | 0.519 | 0.10 |
India | 6.56 | 6.554 | -0.60 |
Jepang | -0.243 | -0.232 | 1.10 |
Malaysia | 3.344 | 3.363 | 1.90 |
Filipina | 4.426 | 4.438 | 1.20 |
Rusia | 7.18 | 7.2 | 2.00 |
Singapura | 1.807 | 1.838 | 3.10 |
Thailand | 1.49 | 1.56 | 7.00 |
Amerika Serikat | 1.61 | 1.64 | 3.00 |
Afrika Selatan | 8.265 | 8.27 | 0.50 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular