
Duh! Yuan ke Level Terlemah 2 Tahun Lagi Lawan Rupiah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 August 2019 18:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yuan China kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (22/8/19) hingga membentuk level terlemah dua tahun baru.
Sebelumnya yuan mencapai level terlemah dua tahun Rp 2.007,1 pada 9 Agustus lalu, dan pada hari ini level tersebut dilewati. Yuan mencapai level terlemah Rp 2.005,02 pada hari ini, sebelum diperdagangkan di kisaran Rp 2.007,7 (-0,39%) pada pukul 17:35 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Yuan sebenarnya sudah tertekan sejak awal perdagangan, tetapi pelemahan semakin signifikan terjadi di sore hari setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya 7-Day Reverse Repo Rate, sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%.
BI sudah memangkas suku bunga dalam dua bulan berturut-turut karena memiliki ruang pelonggaran, dan dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Dalam sesi tanya jawab saat konferensi pers, Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditanya mengenai pelemahan yuan mengutarakan jika BI yakin bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) tidak menggunakan mata uangnya untuk perang dagang. Perry melihat depresiasi yuan yang dilakukan PBoC belakangan ini tidak terlalu signifikan.
Tetapi, tetap saja pelemahan yuan bukan kabar bagus bagi Indonesia, permintaan impor bisa meningkat dan pasar Indonesia akan dibanjiri produk "Made in China". Jika tidak diimbangi dengan peningkatan ekspor maka neraca dagang Indonesia bisa mengalami pembengkakan defisit.
Dengan pelemahan pada hari ini, sepanjang bulan Agustus yuan melemah 1,36% melawan rupiah, sementara sejak awal tahun atau year-to-date yuan melemah 3,89%.
Berikut tabel pergerakan yuan sepanjang bulan Agustus di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article 2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!
Sebelumnya yuan mencapai level terlemah dua tahun Rp 2.007,1 pada 9 Agustus lalu, dan pada hari ini level tersebut dilewati. Yuan mencapai level terlemah Rp 2.005,02 pada hari ini, sebelum diperdagangkan di kisaran Rp 2.007,7 (-0,39%) pada pukul 17:35 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Yuan sebenarnya sudah tertekan sejak awal perdagangan, tetapi pelemahan semakin signifikan terjadi di sore hari setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya 7-Day Reverse Repo Rate, sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%.
BI sudah memangkas suku bunga dalam dua bulan berturut-turut karena memiliki ruang pelonggaran, dan dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Dalam sesi tanya jawab saat konferensi pers, Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditanya mengenai pelemahan yuan mengutarakan jika BI yakin bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) tidak menggunakan mata uangnya untuk perang dagang. Perry melihat depresiasi yuan yang dilakukan PBoC belakangan ini tidak terlalu signifikan.
Tetapi, tetap saja pelemahan yuan bukan kabar bagus bagi Indonesia, permintaan impor bisa meningkat dan pasar Indonesia akan dibanjiri produk "Made in China". Jika tidak diimbangi dengan peningkatan ekspor maka neraca dagang Indonesia bisa mengalami pembengkakan defisit.
Dengan pelemahan pada hari ini, sepanjang bulan Agustus yuan melemah 1,36% melawan rupiah, sementara sejak awal tahun atau year-to-date yuan melemah 3,89%.
Berikut tabel pergerakan yuan sepanjang bulan Agustus di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article 2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular