Melemah Lagi, Yuan Semakin ke Bawah Rp 2.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 August 2019 18:47
Tensi hubungan AS-China yang belum benar-benar adem memberi sentimen negatif bagi yuan.
Foto: Ilustrasi Yuan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia -- Kurs yuan melemah lagi melawan rupiah pada perdagangan Selasa (27/8/19), dengan demikian mata uang Tiongkok ini sudah melemah lima hari beruntun melawan rupiah, dan semakin ke bawah level Rp 2.000

Pada hari ini yuan melemah 0,17% ke level Rp 1986,83 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Total dalam lima hari yuan melemah 1,6% melawan rupiah.

Tensi hubungan AS-China yang bisa dikatakan belum benar-benar adem memberikan sentimen negatif bagi yuan. Bahkan masih belum jelas apakah akan ada perundingan dagang dalam waktu dekat. Presiden AS Donald Trump Senin kemarin mengatakan China menginginkan perundingan dimulai lagi dan kedua negara akan memulai pembicaraan serius.



"China menghubungi para negosiator dagang kita tadi malam dan mengatakan "mari kembali berunding", jadi kita akan kembali bernegosiasi dan saya pikir mereka akan melakukan sesuatu. (Ekonomi) mereka telah terpukul hebat tapi mereka paham ini perundingan ini hal yang benar untuk dilakukan dan saya memberikan rasa hormat untuk itu" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International.



Trump mengungkapkan bahwa perundingan dagang AS-China akan dimulai kembali dalam waktu dekat. Bahkan dirinya lumayan yakin hasilnya bisa positif.

Akan tetapi, muncul kesimpangsiuran. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menyatakan belum mengetahui ada perwakilan dari Beijing yang menelepon ke Washington. Padahal biasanya Kementerian Luar Negeri China rajin memberikan kabar terbaru soal friksi dagang dengan AS.

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Hu Xijin, Editor harian Global Times yang terafiliasi dengan pemerintah. Menurutnya memang belum ada kontak di level pejabat tinggi.


"Sejauh yang saya tahu, negosiator tingkat tinggi AS dan China tidak mengadakan pembicaraan di telepon dalam beberapa hari ini. Kedua pihak terus berkomunikasi tetapi di tataran teknis yang mungkin tidak signifikan sampai harus disebut-sebut oleh Presiden Trump. "China tidak akan mengubah posisinya. Kami tidak akan menyerah terhadap tekanan AS," tegas Hu.

Belum jelasnya apakah akan ada perundingan dagang atau tidak membuat yuan terus diterpa sentimen negatif, dan terus melemah melawan rupiah. Sepanjang bulan Agustus, yuan melemah 2,38%, sementara sejak awal tahun atau secara year-to-date melemah hampir 5% melawan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article 2020, Rupiah Runner Up Terburuk di Asia, Yuan Jadi Juaranya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular