Pasokan dari China Melonjak, Harga Batu Bara Terjun Bebas

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
22 August 2019 10:47
Harga batu bara acuan global, Newcastle, anjlok seiring adanya kenaikan produksi batu bara di China.
Foto: Doc.PTBA
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara acuan global, Newcastle, anjlok seiring adanya kenaikan produksi batu bara di China. Permintaan energi global yang masih lesu akibat perlambatan ekonomi juga turut membebani harga batu bara.

Di sesi perdagangan hari Rabu (21/8/2019), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman September anjlok 1,83% ke level US$ 64,45/metrik ton yang merupakan level terendah sejak Agustus 2016 atau dalam 3 tahun terakhir.

Sejak awal tahun 2019, harga batu bara Newcastle sudah terkoreksi hingga 32,26%.



Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China mengumumkan produksi batu bara bulan Juli 2019 naik 12% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sebelumnya NBS juga mengumumkan produksi batu bara bula Juni naik 10% YoY.

Sebagaimaa yang telah diketahui, tahun ini industri batu bara di Negeri Tirai Bambu semakin bergairah. NBS mencatat ada kapasitas produksi tambahan sebesar 194 juta ton yang siap untuk digarap tahun ini.

Sementara pelaku industri juga telah menargetkan kenaikan produksi batu bara sebesar 100 juta ton hingga akhir tahun 2019.

Sudah sejak lama China diketahui telah berupaya mereformasi industri batu baranya. Tambang-tambang tua yang memiliki produktivitas rendah banyak yang ditutup. Sementara tambang-tambang baru yang telah memanfaatkan teknologi modern dan ramah lingkungan banyak dibuka.

Selain itu sejak tahun 2018 China juga telah membatasi kuota impor batu bara untuk melindungi industri batu bara domestik.

Hingga hari ini China merupakan negara produsen dan sekaligus konsumen batu bara terbesar di dunia. China memproduksi 3,55 miliar ton batu bara di tahun 2018, yang mana naik 5,2% YoY, berdasarkan data dari NBS yang dikutip dari Reuters. Sedangkan 20% dari total batu bara yang diperdagangkan di pasar internasional dibeli oleh China.

Tak heran apabila kenaikan produksi di China menyebabkan harga batu bara Newcastle yang banyak diperdagangkan secara internasional anjlok cukup dalam.

Sementara itu, bukti-bukti perlambatan ekonomi yang semakin nyata membuat proyeksi pertumbuhan permintaan energi, termasuk batu bara, kian tertekan.

Pertumbuhan ekonomi Jerman pada kuartal II-2019 hanya sebesar 0,4% YoY. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 0,9% YoY.

Untuk keseluruhan 2019, pemerintah Jerman memperkirakan ekonomi tumbuh 0,5%. Tahun lalu, ekonomi Jerman tumbuh 1,5%.

Jerman adalah perekonomian terbesar di Eropa, perlambatan ekonomi di sana akan mempengaruhi satu benua. Terbukti pada kuartal II-2019 ekonomi Zona Euro tumbuh 1,1% YoY, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 1,2% YoY.

Selain itu masih ada pula isu perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) yang masih belum jelas. Padahal pada 31 Oktober 2019, Negeri Ratu Elizabeth sudah harus angkat kaki dari blok ekonomi terbesar di dunia, dengan atau tanpa kesepakatan.

Padahal di kuartal II-2019 ekonomi Inggris sudah mengalami kontraksi sebesar 0,2% dan menandakan kontraksi pertama sejak akhir 2012.

Bila sampai No Deal Brexit terjadi, maka ekonomi Inggris akan menyusut lebih dalam lagi dan ikut mempengaruhi perekonomian global. Pasalnya Inggris merupakan negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular