
Ekonominya Nyaris Kontraksi, Dolar Singapura Melemah Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 August 2019 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (21/8/19) setelah berhasil menguat pada Selasa kemarin.
Pada pukul 13:05 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di level Rp 10.290,50 atau melemah 0,01% di pasar spot, tapi di awal perdagangan sempat melemah 0,22% ke Rp 10.268.79, berdasarkan data Refinitiv. Sementara pada Selasa kemarin, dolar Singapura berhasil menguat 0,31%.
Pergerakan ini menunjukkan Mata Uang Negeri Merlion sedang tidak dalam kondisi yang bagus akibat kondisi ekonomi Singapura.
Data terakhir yang dirilis pekan lalu menunjukkan Ekonomi Singapura nyaris tidak tumbuh karena laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2019 hanya di level 0,1% year-on-year (YoY), lebih rendah dari konsensus pasar yang memproyeksi pertumbuhan 0,2% secara tahunan, dilansir Trading Economics.
Sementara itu,laju pertumbuhan PDB secara kuartalan atau quarter-to-quarter tercatat mengalami kontraksi 3,3%, juga lebih lemah dari konsensus pasar yang memproyeksi kontraksi di level 2,9%, dilansir Trading Economics.
Dari dalam negeri, pengumuman suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) Kamis besok membuat pelaku pasar lebih banyak melakukan aksi wait and see, yang membuat rupiah belum banyak menguat.
Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan tingkat suku bunga acuan alias 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%. Dari 12 ekonomi yang disurvei, hanya empat yang memperkirakan akan ada pemangkasan, yakni sebesar 25 bps.
Pelemahan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak di kurs jual beli dalam negeri. Berikut kurs jual di beli di beberapa bank di Indonesia yang diambil dari situs resminya siang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Pada pukul 13:05 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di level Rp 10.290,50 atau melemah 0,01% di pasar spot, tapi di awal perdagangan sempat melemah 0,22% ke Rp 10.268.79, berdasarkan data Refinitiv. Sementara pada Selasa kemarin, dolar Singapura berhasil menguat 0,31%.
Pergerakan ini menunjukkan Mata Uang Negeri Merlion sedang tidak dalam kondisi yang bagus akibat kondisi ekonomi Singapura.
Data terakhir yang dirilis pekan lalu menunjukkan Ekonomi Singapura nyaris tidak tumbuh karena laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2019 hanya di level 0,1% year-on-year (YoY), lebih rendah dari konsensus pasar yang memproyeksi pertumbuhan 0,2% secara tahunan, dilansir Trading Economics.
Sementara itu,laju pertumbuhan PDB secara kuartalan atau quarter-to-quarter tercatat mengalami kontraksi 3,3%, juga lebih lemah dari konsensus pasar yang memproyeksi kontraksi di level 2,9%, dilansir Trading Economics.
Dari dalam negeri, pengumuman suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) Kamis besok membuat pelaku pasar lebih banyak melakukan aksi wait and see, yang membuat rupiah belum banyak menguat.
Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan tingkat suku bunga acuan alias 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%. Dari 12 ekonomi yang disurvei, hanya empat yang memperkirakan akan ada pemangkasan, yakni sebesar 25 bps.
Pelemahan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak di kurs jual beli dalam negeri. Berikut kurs jual di beli di beberapa bank di Indonesia yang diambil dari situs resminya siang ini.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
BCA | 10.281,46 | 10.301,66 |
BRI | 10.214.90 | 10.350,45 |
Mandiri | 10.270,00 | 10.330,00 |
BNI | 10.320,00 | 10.262,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular