
Analisis Teknikal
Pasar Finansial Mulai Kondusif, Emas Masih Layak Dilirik
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 August 2019 18:17

Pergerakan suatu instrumen di pasar finansial ada tiga, yakni bullish (tren naik), bearish (tren turun), dan sideways (bergerak dalam rentang tertentu)
Emas sebenarnya telah masuk pada tren naik atau bullish semenjak menembus ke atas level US$ 1.375/troy ons, dan diperkuat lagi saat menembus level US$ 1.433 (level tertinggi Agustus 2013).
Namun setiap kenaikan tentunya akan ada koreksi, dan jika harga bolak balik pada rentang tertentu, maka akan menjadi tren sideways.
Level tertinggi yang dicapai bulan ini US$ 1.534 menjadi batas atas (resisten) jika harga emas masuk dalam tren sideways. Sementara batas bawah (support) berada di kisaran US$ 1.433.
Selama tidak menembus ke atas US$ 1.534, maka bisa dipastikan emas sudah masuk tren sideways, dengan potensi terkoreksi turun menuju US$ 1.433. Berlanjutnya tren bullish bagi emas baru terkonfirmasi kembali jika sudah melewati resisten US$ 1.534.
Secara teknikal, melihat grafik mingguan, emas bergerak di atas rerata pergerakan 50 minggu (Moving Average/MA 50) garis ungu, MA 100 (garis hijau) dan MA 200 (garis biru).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik dan berada di wilayah positif, memberikan indikasi bullish bagi emas.
Melihat indikator tersebut, emas masih berpeluang menguat lagi dalam jangka menengah, target kenaikan terdekat ke area US$ 1.569.
Secara teknikal emas sebenarnya masih berpeluang kembali menguat dan tentunya masih menarik untuk investasi.
Harga emas dunia merupakan salah satu acuan harga emas Antam. Kenaikan harga emas dunia cenderung diikuti emas Antam. Sebaliknya jika harga emas dunia turun, emas Antam juga akan ikut turun sehingga peluang kenaikan harga emas dunia dalam jangka menengah masih berpeluang mendorong harga emas Antam mencetak rekor tertinggi lagi.
Namun melihat pergerakan emas saat ini tentunya tidak bisa dari teknikal saja, faktor fundamental juga perlu diperhatikan.
Fundamental untuk emas dalam jangka menengah masih mendukung kenaikan, tetapi semua itu bisa berubah jika AS-China mencapai kesepakatan dagang, tidak ada lagi perang mata uang, dan pertumbuhan ekonomi global meningkat yang membuat bank sentral global tidak agresif dalam melonggarkan kebijakan moneter.
Kondisi-kondisi itu akan memudarkan kilau emas sebagai aset safe haven dan lindung nilai terhadap inflasi, sehingga emas daya tarik emas akan semakin berkurang, dan harganya akan kembali melemah. Namun hingga September, belum terlihat ada peluang pemburukan situasi ekonomi dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Emas sebenarnya telah masuk pada tren naik atau bullish semenjak menembus ke atas level US$ 1.375/troy ons, dan diperkuat lagi saat menembus level US$ 1.433 (level tertinggi Agustus 2013).
Namun setiap kenaikan tentunya akan ada koreksi, dan jika harga bolak balik pada rentang tertentu, maka akan menjadi tren sideways.
![]() Sumber: Refinitiv |
Level tertinggi yang dicapai bulan ini US$ 1.534 menjadi batas atas (resisten) jika harga emas masuk dalam tren sideways. Sementara batas bawah (support) berada di kisaran US$ 1.433.
Selama tidak menembus ke atas US$ 1.534, maka bisa dipastikan emas sudah masuk tren sideways, dengan potensi terkoreksi turun menuju US$ 1.433. Berlanjutnya tren bullish bagi emas baru terkonfirmasi kembali jika sudah melewati resisten US$ 1.534.
![]() Foto: Refinitiv |
Secara teknikal, melihat grafik mingguan, emas bergerak di atas rerata pergerakan 50 minggu (Moving Average/MA 50) garis ungu, MA 100 (garis hijau) dan MA 200 (garis biru).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik dan berada di wilayah positif, memberikan indikasi bullish bagi emas.
Melihat indikator tersebut, emas masih berpeluang menguat lagi dalam jangka menengah, target kenaikan terdekat ke area US$ 1.569.
Secara teknikal emas sebenarnya masih berpeluang kembali menguat dan tentunya masih menarik untuk investasi.
Harga emas dunia merupakan salah satu acuan harga emas Antam. Kenaikan harga emas dunia cenderung diikuti emas Antam. Sebaliknya jika harga emas dunia turun, emas Antam juga akan ikut turun sehingga peluang kenaikan harga emas dunia dalam jangka menengah masih berpeluang mendorong harga emas Antam mencetak rekor tertinggi lagi.
Namun melihat pergerakan emas saat ini tentunya tidak bisa dari teknikal saja, faktor fundamental juga perlu diperhatikan.
Fundamental untuk emas dalam jangka menengah masih mendukung kenaikan, tetapi semua itu bisa berubah jika AS-China mencapai kesepakatan dagang, tidak ada lagi perang mata uang, dan pertumbuhan ekonomi global meningkat yang membuat bank sentral global tidak agresif dalam melonggarkan kebijakan moneter.
Kondisi-kondisi itu akan memudarkan kilau emas sebagai aset safe haven dan lindung nilai terhadap inflasi, sehingga emas daya tarik emas akan semakin berkurang, dan harganya akan kembali melemah. Namun hingga September, belum terlihat ada peluang pemburukan situasi ekonomi dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular