
Perang Dagang Reda, IHSG Berpeluang Hijau Lagi Hari Ini
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 August 2019 09:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan apresiasi sebesar 0,24% ke level 6.311,91. Pada pukul 09:25 WIB, penguatan IHSG adalah sebesar 0,14% ke level 6.305,31.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang sedang kompak bergerak di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei menguat 0,33%, indeks Shanghai naik 0,14%, indeks Hang Seng naik tipis 0,06%, indeks Straits Times terapresiasi 0,23%, dan indeks Kospi bertambah 0,15%. Bursa saham Benua Kuning masih mampu menghijau pasca kemarin (19/8/2019) sudah membukukan penguatan.
Asa damai dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning pada perdagangan kemarin. Dalam sebuah cuitan yang diposting pada hari Minggu (19/8/2019) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negosiasi yang sudah digelar dengan pihak China terkait masalah perdagangan berlangsung dengan baik dan pembicaraan terus dilakukan.
Pernyataan dari Trump tersebut mengonfirmasi pernyataan dari Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow bahwa perbincangan via telepon yang dilakukan delegasi kedua negara baru-baru ini berlangsung dengan positif, serta membuka pintu lebih lebar bagi kedua negara untuk segera meneken kesepakatan dagang.
Kudlow menambahkan bahwa perbincangan via telepon lebih lanjut dengan China direncanakan dalam tujuh hingga sepuluh hari ke depan. Jika perbincangan tersebut berlangsung dengan positif, Kudlow menyebut bahwa delegasi China akan menyambangi AS untuk menggelar dialog dagang secara tatap muka.
"Jika perbincangan (via telepon) antar para delegasi itu berlangsung dengan baik, dan kita harapkan itu yang terjadi, dan jika kita bisa menyetujui pembaruan negosiasi dagang yang substantif, maka kami berencana mengundang China ke AS dan bertemu dengan delegasi kami untuk melanjutkan negosiasi dan perundingan," kata Kudlow, dilansir dari Bloomberg.
Pada hari ini, ada sentimen positif lainnya terkait perang dagang AS-China yakni AS memutuskan untuk memperpanjang izin sementara yang diberikan kepada Huawei untuk membeli beberapa komponen dari produsen asal AS. Perpanjangan tersebut diberikan selama 90 hari.
Seperti yang diketahui, pada bulan Mei Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.
Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.
Tak lama berselang, pemerintah AS memberikan kelonggaran bagi Huawei untuk membeli beberapa komponen asal AS, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk meminimalisir dampak yang dirasakan konsumen AS.
Kini, AS kembali melunak dengan memperpanjang kelonggaran yang mereka berikan kepada Huawei. Padahal pada hari Minggu, Trump memberi sinyal bahwa pelonggaran kepada Huawei tak akan diperpanjang.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari racikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020. Sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, menjelang peringatan hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, presiden berbicara di depan hadapan anggota parlemen mengenai postur RAPBN tahun berikutnya.
Pada hari Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan hal serupa. Dirinya menjabarkan RAPBN untuk tahun 2020 atau tahun pertama di periode keduanya sebagai pemegang takhta kekuasaan tertinggi di Indonesia. Di dalam RAPBN tahun 2020 yang tentunya disusun bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jokowi mematok target pertumbuhan ekonomi di level 5,3%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2013.
Untuk diketahui, pada saat ini perekonomian global sedang berada dalam kondisi yang sangat sulit. Hingga kini, perang dagang AS-China belum juga bisa diselesaikan, walaupun sejatinya ada perkembangan yang positif. Perang dagang antar dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi tersebut sudah berlangsung selama lebih dari setahun.
Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi saling balas-membalas bea masuk, dampaknya sudah bisa diprediksi: perekonomian global akan mendapatkan tekanan yang signifikan dan itulah yang terjadi saat ini.
Pada tahun 2018 dan 2019, perang dagang AS-China membawa perekonomian global meredup. Pada tahun 2017, International Monetary Fund (IMF) mencatat pertumbuhan ekonomi global melonjak menjadi 3,789%, dari yang sebelumnya 3,372% pada tahun 2016, sekaligus menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2011. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi global melandai menjadi 3,598%.
Untuk tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan kembali melandai menjadi 3,328%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi terburuk sejak tahun 2009 kala perekonomian global justru terkontraksi sebesar 0,107% akibat krisis keuangan global.
Walaupun kondisi eksternal sedang sulit, Jokowi ternyata berani memasang badan untuk mematok target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pengendalian inflasi menjadi kunci dibalik keberanian Jokowi memasang target pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Dalam RAPBN 2020, inflasi dipatok di level 3,1%, sama dengan outlook untuk tahun ini. Sepanjang periode pertama pemerintahan Jokowi, salah satu capaiannya yang impresif adalah pengendalian inflasi. Pada periode satu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), secara rata-rata inflasi berada di level 8,49%.
Pada periode dua SBY, rata-ratanya memang turun namun masih berada di level yang tinggi, yakni 6,17%. Beralih ke periode satu Jokowi, secara rata-rata inflasi bertengger di level 3,24%. Di era Jokowi, tak sekalipun inflasi melampaui level 4%.
Inflasi memang merupakan variabel yang sangat penting yang harus dijaga jika ingin pertumbuhan ekoomi berada di level yang tinggi. Pasalnya, lebih dari 50% perekonomian Indonesia disumbang oleh konsumsi rumah tangga.
Kala tekanan harga kelewat tinggi, masyarakat akan cenderung menahan konsumsinya sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terhambat. Racikan RAPBN 2020 yang disusun oleh Jokowi dan Sri Mulyani sukses menanamkan optimisme di benak pelaku pasar dan mendorong mereka untuk kembali melakukan aksi beli di bursa saham tanah air.
Terhitung sejak RAPBN 2020 dipaparkan oleh Jokowi di hadapan parlemen pada hari Jumat, IHSG belum pernah melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Besok AS-China Deal! IHSG Nyaman di Zona Hijau
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang sedang kompak bergerak di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei menguat 0,33%, indeks Shanghai naik 0,14%, indeks Hang Seng naik tipis 0,06%, indeks Straits Times terapresiasi 0,23%, dan indeks Kospi bertambah 0,15%. Bursa saham Benua Kuning masih mampu menghijau pasca kemarin (19/8/2019) sudah membukukan penguatan.
Asa damai dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning pada perdagangan kemarin. Dalam sebuah cuitan yang diposting pada hari Minggu (19/8/2019) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negosiasi yang sudah digelar dengan pihak China terkait masalah perdagangan berlangsung dengan baik dan pembicaraan terus dilakukan.
Kudlow menambahkan bahwa perbincangan via telepon lebih lanjut dengan China direncanakan dalam tujuh hingga sepuluh hari ke depan. Jika perbincangan tersebut berlangsung dengan positif, Kudlow menyebut bahwa delegasi China akan menyambangi AS untuk menggelar dialog dagang secara tatap muka.
"Jika perbincangan (via telepon) antar para delegasi itu berlangsung dengan baik, dan kita harapkan itu yang terjadi, dan jika kita bisa menyetujui pembaruan negosiasi dagang yang substantif, maka kami berencana mengundang China ke AS dan bertemu dengan delegasi kami untuk melanjutkan negosiasi dan perundingan," kata Kudlow, dilansir dari Bloomberg.
Pada hari ini, ada sentimen positif lainnya terkait perang dagang AS-China yakni AS memutuskan untuk memperpanjang izin sementara yang diberikan kepada Huawei untuk membeli beberapa komponen dari produsen asal AS. Perpanjangan tersebut diberikan selama 90 hari.
Seperti yang diketahui, pada bulan Mei Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.
Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.
Tak lama berselang, pemerintah AS memberikan kelonggaran bagi Huawei untuk membeli beberapa komponen asal AS, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk meminimalisir dampak yang dirasakan konsumen AS.
Kini, AS kembali melunak dengan memperpanjang kelonggaran yang mereka berikan kepada Huawei. Padahal pada hari Minggu, Trump memberi sinyal bahwa pelonggaran kepada Huawei tak akan diperpanjang.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari racikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020. Sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, menjelang peringatan hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, presiden berbicara di depan hadapan anggota parlemen mengenai postur RAPBN tahun berikutnya.
Pada hari Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan hal serupa. Dirinya menjabarkan RAPBN untuk tahun 2020 atau tahun pertama di periode keduanya sebagai pemegang takhta kekuasaan tertinggi di Indonesia. Di dalam RAPBN tahun 2020 yang tentunya disusun bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jokowi mematok target pertumbuhan ekonomi di level 5,3%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2013.
Untuk diketahui, pada saat ini perekonomian global sedang berada dalam kondisi yang sangat sulit. Hingga kini, perang dagang AS-China belum juga bisa diselesaikan, walaupun sejatinya ada perkembangan yang positif. Perang dagang antar dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi tersebut sudah berlangsung selama lebih dari setahun.
Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi saling balas-membalas bea masuk, dampaknya sudah bisa diprediksi: perekonomian global akan mendapatkan tekanan yang signifikan dan itulah yang terjadi saat ini.
Pada tahun 2018 dan 2019, perang dagang AS-China membawa perekonomian global meredup. Pada tahun 2017, International Monetary Fund (IMF) mencatat pertumbuhan ekonomi global melonjak menjadi 3,789%, dari yang sebelumnya 3,372% pada tahun 2016, sekaligus menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2011. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi global melandai menjadi 3,598%.
Untuk tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan kembali melandai menjadi 3,328%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi terburuk sejak tahun 2009 kala perekonomian global justru terkontraksi sebesar 0,107% akibat krisis keuangan global.
Walaupun kondisi eksternal sedang sulit, Jokowi ternyata berani memasang badan untuk mematok target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pengendalian inflasi menjadi kunci dibalik keberanian Jokowi memasang target pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Dalam RAPBN 2020, inflasi dipatok di level 3,1%, sama dengan outlook untuk tahun ini. Sepanjang periode pertama pemerintahan Jokowi, salah satu capaiannya yang impresif adalah pengendalian inflasi. Pada periode satu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), secara rata-rata inflasi berada di level 8,49%.
Pada periode dua SBY, rata-ratanya memang turun namun masih berada di level yang tinggi, yakni 6,17%. Beralih ke periode satu Jokowi, secara rata-rata inflasi bertengger di level 3,24%. Di era Jokowi, tak sekalipun inflasi melampaui level 4%.
Inflasi memang merupakan variabel yang sangat penting yang harus dijaga jika ingin pertumbuhan ekoomi berada di level yang tinggi. Pasalnya, lebih dari 50% perekonomian Indonesia disumbang oleh konsumsi rumah tangga.
Kala tekanan harga kelewat tinggi, masyarakat akan cenderung menahan konsumsinya sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terhambat. Racikan RAPBN 2020 yang disusun oleh Jokowi dan Sri Mulyani sukses menanamkan optimisme di benak pelaku pasar dan mendorong mereka untuk kembali melakukan aksi beli di bursa saham tanah air.
Terhitung sejak RAPBN 2020 dipaparkan oleh Jokowi di hadapan parlemen pada hari Jumat, IHSG belum pernah melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Besok AS-China Deal! IHSG Nyaman di Zona Hijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular