
Diterpa Aksi Ambil Untung, IHSG Banting Setir ke Zona Merah
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 August 2019 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pertama di pekan ini dengan penguatan sebesar 0,11% ke level 6.264,38, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bertahan di zona hijau seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, menjelang penutupan perdagangan sesi satu, IHSG tergelincir ke zona merah. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut melemah tipis 0,01% ke level 6.286,05.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,22%), PT Astra International Tbk/ASII (-0,77%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,26%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,68%), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk/EMTK (-2,67%).
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang sedang kompak melaju di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei menguat 0,65%, indeks Shanghai naik 1,47%, indeks hang Seng melejit 1,87%, indeks Straits Times terapresiasi 0,54%, dan indeks Kospi bertambah 0,67%.
Asa damai dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Dalam sebuah cuitan yang diposting pada hari Minggu (19/8/2019) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negosiasi yang sudah digelar dengan pihak China terkait masalah perdagangan berlangsung dengan baik dan pembicaraan terus dilakukan.
Pernyataan dari Trump tersebut mengonfirmasi pernyataan dari Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow bahwa perbincangan via telepon yang dilakukan delegasi kedua negara baru-baru ini berlangsung dengan positif, serta membuka pintu lebih lebar bagi kedua negara untuk segera meneken kesepakatan dagang.
Kudlow menambahkan bahwa perbincangan via telepon lebih lanjut dengan China direncanakan dalam tujuh hingga sepuluh hari ke depan. Jika perbincangan tersebut berlangsung dengan positif, Kudlow menyebut bahwa delegasi China akan menyambangi AS untuk menggelar dialog dagang secara tatap muka.
"Jika perbincangan (via telepon) antar para delegasi itu berlangsung dengan baik, dan kita harapkan itu yang terjadi, dan jika kita bisa menyetujui pembaruan negosiasi dagang yang substantif, maka kami berencana mengundang China ke AS dan bertemu dengan delegasi kami untuk melanjutkan negosiasi dan perundingan," kata Kudlow, dilansir dari Bloomberg.
Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia bisa mengakhiri perang dagang antar keduanya, tentu perekonomian global bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.
Sayang, aksi ambil untung melanda bursa saham Indonesia sehingga IHSG terkoreksi pada hari ini. Pada hari Jumat (16/8/2019), IHSG membukukan penguatan sebesar 0,46%. Memang tak terlalu besar, namun sudah cukup untuk mendorong pelaku pasar melakukan aksi ambil untung pada hari ini. Dari dalam negeri, sejatinya juga ada sentimen positif yang datang dari racikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020. Sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, menjelang peringatan hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, presiden berbicara di depan hadapan anggota parlemen mengenai postur RAPBN tahun berikutnya.
Pada hari Jumat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan hal serupa. Dirinya menjabarkan RAPBN untuk tahun 2020 atau tahun pertama di periode keduanya sebagai pemegang takhta kekuasaan tertinggi di Indonesia.
Di dalam RAPBN tahun 2020 yang tentunya disusun bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jokowi mematok target pertumbuhan ekonomi di level 5,3%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2013.
Untuk diketahui, pada saat ini perekonomian global sedang berada dalam kondisi yang sangat sulit. Hingga kini, perang dagang AS-China belum juga bisa diselesaikan, walaupun sejatinya ada perkembangan yang positif. Perang dagang antar dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi tersebut sudah berlangsung selama lebih dari setahun.
Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi saling balas-membalas bea masuk, dampaknya sudah bisa diprediksi: perekonomian global akan mendapatkan tekanan yang signifikan dan itulah yang terjadi saat ini.
Pada tahun 2018 dan 2019, perang dagang AS-China membawa perekonomian global meredup. Pada tahun 2017, International Monetary Fund (IMF) mencatat pertumbuhan ekonomi global melonjak menjadi 3,789%, dari yang sebelumnya 3,372% pada tahun 2016, sekaligus menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2011.
Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi global melandai menjadi 3,598%. Untuk tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan kembali melandai menjadi 3,328%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi terburuk sejak tahun 2009 kala perekonomian global justru terkontraksi sebesar 0,107% akibat krisis keuangan global.
Walaupun kondisi eksternal sedang sulit, Jokowi ternyata berani memasang badan untuk mematok target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sayang, niat pelaku pasar untuk melakukan ambil untung lebih besar sehingga racikan RAPBN 2020 yang pada hari Jumat mampu membuat IHSG menguat sebesar 0,46% tak lagi bertaji pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Besok AS-China Deal! IHSG Nyaman di Zona Hijau
Namun, menjelang penutupan perdagangan sesi satu, IHSG tergelincir ke zona merah. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut melemah tipis 0,01% ke level 6.286,05.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,22%), PT Astra International Tbk/ASII (-0,77%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,26%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,68%), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk/EMTK (-2,67%).
Asa damai dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Dalam sebuah cuitan yang diposting pada hari Minggu (19/8/2019) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negosiasi yang sudah digelar dengan pihak China terkait masalah perdagangan berlangsung dengan baik dan pembicaraan terus dilakukan.
Pernyataan dari Trump tersebut mengonfirmasi pernyataan dari Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow bahwa perbincangan via telepon yang dilakukan delegasi kedua negara baru-baru ini berlangsung dengan positif, serta membuka pintu lebih lebar bagi kedua negara untuk segera meneken kesepakatan dagang.
Kudlow menambahkan bahwa perbincangan via telepon lebih lanjut dengan China direncanakan dalam tujuh hingga sepuluh hari ke depan. Jika perbincangan tersebut berlangsung dengan positif, Kudlow menyebut bahwa delegasi China akan menyambangi AS untuk menggelar dialog dagang secara tatap muka.
"Jika perbincangan (via telepon) antar para delegasi itu berlangsung dengan baik, dan kita harapkan itu yang terjadi, dan jika kita bisa menyetujui pembaruan negosiasi dagang yang substantif, maka kami berencana mengundang China ke AS dan bertemu dengan delegasi kami untuk melanjutkan negosiasi dan perundingan," kata Kudlow, dilansir dari Bloomberg.
Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia bisa mengakhiri perang dagang antar keduanya, tentu perekonomian global bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.
Sayang, aksi ambil untung melanda bursa saham Indonesia sehingga IHSG terkoreksi pada hari ini. Pada hari Jumat (16/8/2019), IHSG membukukan penguatan sebesar 0,46%. Memang tak terlalu besar, namun sudah cukup untuk mendorong pelaku pasar melakukan aksi ambil untung pada hari ini. Dari dalam negeri, sejatinya juga ada sentimen positif yang datang dari racikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020. Sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, menjelang peringatan hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, presiden berbicara di depan hadapan anggota parlemen mengenai postur RAPBN tahun berikutnya.
Pada hari Jumat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan hal serupa. Dirinya menjabarkan RAPBN untuk tahun 2020 atau tahun pertama di periode keduanya sebagai pemegang takhta kekuasaan tertinggi di Indonesia.
Di dalam RAPBN tahun 2020 yang tentunya disusun bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jokowi mematok target pertumbuhan ekonomi di level 5,3%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2013.
Untuk diketahui, pada saat ini perekonomian global sedang berada dalam kondisi yang sangat sulit. Hingga kini, perang dagang AS-China belum juga bisa diselesaikan, walaupun sejatinya ada perkembangan yang positif. Perang dagang antar dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi tersebut sudah berlangsung selama lebih dari setahun.
Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi saling balas-membalas bea masuk, dampaknya sudah bisa diprediksi: perekonomian global akan mendapatkan tekanan yang signifikan dan itulah yang terjadi saat ini.
Pada tahun 2018 dan 2019, perang dagang AS-China membawa perekonomian global meredup. Pada tahun 2017, International Monetary Fund (IMF) mencatat pertumbuhan ekonomi global melonjak menjadi 3,789%, dari yang sebelumnya 3,372% pada tahun 2016, sekaligus menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2011.
Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi global melandai menjadi 3,598%. Untuk tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan kembali melandai menjadi 3,328%. Jika terealisasi, maka akan menandai laju pertumbuhan ekonomi terburuk sejak tahun 2009 kala perekonomian global justru terkontraksi sebesar 0,107% akibat krisis keuangan global.
Walaupun kondisi eksternal sedang sulit, Jokowi ternyata berani memasang badan untuk mematok target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sayang, niat pelaku pasar untuk melakukan ambil untung lebih besar sehingga racikan RAPBN 2020 yang pada hari Jumat mampu membuat IHSG menguat sebesar 0,46% tak lagi bertaji pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Besok AS-China Deal! IHSG Nyaman di Zona Hijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular