
Kacau! AS Diproyeksikan Resesi, IHSG Babak Belur
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 August 2019 09:47

Dari dalam negeri, pelaku pasar dibuat grogi dalam menantikan rilis data perdagangan internasional Indonesia pada pukul 11:00 WIB.
Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memproyeksikan bahwa ekspor jatuh 11,59% secara tahunan, sementara impor diramal ambruk hingga 19,38%. Lantas, neraca dagang diproyeksikan membukukan defisit senilai US$ 384,5 juta.
Rilis data perdagangan internasional periode Juli 2019 menjadi sangat penting lantaran akan mempengaruhi posisi transaksi berjalan pada kuartal III-2019. Pada Juli 2018, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 2,01 miliar, sementara defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) pada kuartal III-2019 tercatat sebesar 3,3% dari PDB.
Jika ternyata neraca dagang Indonesia membukukan defisit yang lebih dalam dari ekspektasi pada periode Juli 2019, maka akan ada kekhawatiran bahwa transaksi berjalan akan kembali membengkak pada kuartal III-2019.
Jika ini yang terjadi, rupiah tentu akan tertekan. Mengantisipasi hal tersebut, investor melakukan aksi jual di pasar saham tanah air.
Untuk diketahui, pada kuartal II-2019 Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa CAD menembus level 3% dari PDB, tepatnya 3,04%. Padahal pada kuartal I-2019, CAD hanya berada di level 2,6% dari PDB. Secara nominal, CAD pada kuartal II-2019 adalah senilai US$ 8,44 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memproyeksikan bahwa ekspor jatuh 11,59% secara tahunan, sementara impor diramal ambruk hingga 19,38%. Lantas, neraca dagang diproyeksikan membukukan defisit senilai US$ 384,5 juta.
Rilis data perdagangan internasional periode Juli 2019 menjadi sangat penting lantaran akan mempengaruhi posisi transaksi berjalan pada kuartal III-2019. Pada Juli 2018, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 2,01 miliar, sementara defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) pada kuartal III-2019 tercatat sebesar 3,3% dari PDB.
Jika ini yang terjadi, rupiah tentu akan tertekan. Mengantisipasi hal tersebut, investor melakukan aksi jual di pasar saham tanah air.
Untuk diketahui, pada kuartal II-2019 Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa CAD menembus level 3% dari PDB, tepatnya 3,04%. Padahal pada kuartal I-2019, CAD hanya berada di level 2,6% dari PDB. Secara nominal, CAD pada kuartal II-2019 adalah senilai US$ 8,44 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular