
Ancaman Resesi Bikin Rupiah Sulit Menguat Hari Ini
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 August 2019 07:34

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,52%. Rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia. Namun hari ini kemungkinan rupiah tidak bisa melanjutkan pencapaian tersebut.
Apa daya, sentimen eksternal sedang tidak mendukung. Sepertinya risk appetite investor sedang sangat rendah, aset-aset berisiko di negara berkembang akan kesulitan menjaring peminat.
Penyebabnya adalah persepsi risiko resesi yang semakin tebal. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun mengalami inversi alias yang jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang.
Pada pukul 07:25 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun adalah 1,9781% sementara yang 10 tahun berada di 1,5826%. Hal seperti ini kali terakhir terjadi pada Juni 2007, beberapa bulan sebelum meletusnya krisis keuangan global.
Inversi menunjukkan bahwa risiko dalam jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang. Oleh karena itu, inversi kerap dikaitkan dengan pertanda resesi.
Kecemasan ini membuat investor berbondong-bondong melakukan SDM (Selamatkan Diri Masing-masing). Emas, yang berstatus sebagai safe haven, kembali jadi incaran.
Pada pukul 07:27 WIB, harga emas dunia naik 0,11% ke US$ 1.520,45/troy ons, tertinggi sejak April 2013. Permintaan yang meningkat membuat harga emas bergerak ke utara.
Jadi, jangan berharap banyak pasar keuangan Indonesia bakal kedatangan arus modal yang deras hari ini. Akibatnya, sangat sulit bagi rupiah untuk kembali menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Apa daya, sentimen eksternal sedang tidak mendukung. Sepertinya risk appetite investor sedang sangat rendah, aset-aset berisiko di negara berkembang akan kesulitan menjaring peminat.
Penyebabnya adalah persepsi risiko resesi yang semakin tebal. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun mengalami inversi alias yang jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang.
Inversi menunjukkan bahwa risiko dalam jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang. Oleh karena itu, inversi kerap dikaitkan dengan pertanda resesi.
Kecemasan ini membuat investor berbondong-bondong melakukan SDM (Selamatkan Diri Masing-masing). Emas, yang berstatus sebagai safe haven, kembali jadi incaran.
Pada pukul 07:27 WIB, harga emas dunia naik 0,11% ke US$ 1.520,45/troy ons, tertinggi sejak April 2013. Permintaan yang meningkat membuat harga emas bergerak ke utara.
Jadi, jangan berharap banyak pasar keuangan Indonesia bakal kedatangan arus modal yang deras hari ini. Akibatnya, sangat sulit bagi rupiah untuk kembali menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular