Parah! Rating APLN Tambah Jadi Sampah & Kesulitan Likuiditas

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
14 August 2019 13:41
Peringkat 'CCC' mengindikasikan peluang riil akan adanya potensi gagal bayar.
Foto: detikFoto/Ari Saputra
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings (Fitch) memutuskan untuk menurunkan peringkat utang PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sebanyak 3 notch dari 'B-' menjadi 'CCC-' dikarenakan tidak memiliki likuiditas cukup untuk membayar utang perusahaan yang segera jatuh tempo.

Sebagai informasi, peringkat 'B-' dan 'CCC-' keduanya masuk dalam kategori tidak layak investasi atau spekulatif. Peringkat 'B' diberikan jika terdapat resiko gagal bayar, tapi titik marjin aman perusahaan masih terjaga. Sedangkan peringkat 'CCC' mengindikasikan peluang riil akan adanya potensi gagal bayar.
Sebelumnya pada 15 Mei 2019, Fitch telah menurunkan peringkat utang APLN dari 'B' ke 'B-'.

Berdasarkan laporan Fitch yang dirilis 17 Juli 2019, APLN dianggap gagal mengumpulkan dana yang cukup dari perbankan lokal untuk membiayai kembali Rp 1,3 triliun obligasi domestik perusahaan dan Rp 1,3 triliun utang sindikasi yang jatuh tempo antara Juni 2019 dan Januari 2020.

APLN awalnya berencana untuk mengumpulkan dana mencapai Rp 2,6 triliun, tapi akhirnya dana yang didapat hanya sebesar Rp 750 miliar.

Namun, melansir laporan Fitch, para kreditur memberi kelonggaran dengan memperpanjang tanggal jatuh tempo surat obligasi domestik menjadi 30 September 2019.

Akan tetapi, Fitch menganggap bahwa APLN akan tetap kesulitan memenuhi tenggat waktu tersebut mengingat arus kas operasi perusahaan masih mencatatkan rapor merah. Hingga akhir Juni 2019, arus kas operasi APLN tercatat minus Rp 880,23 miliar. Hal ini sudah menjadi indikasi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan.

Penyebab arus kas operasi perusahaan membukukan rapor merah dikarenakan perusahaan masih belum mampu menghasilkan pemasukan yang cukup dari pre-sales untuk membayar biaya operasional, termasuk beban bunga serta modal kerja.

Pemasukan dari pre-sales APLN terbilang kurang memadai karena adanya proyek bangunan tinggi (high-rise) di luar Jabodetabek, di mana wilayah tersebut cenderung memiliki pre-sales yang rendah.

Fitch memproyeksi, arus kas operasi perusahaan akan tetap negatif setidaknya dalam dua tahun ke depan.

Dengan kondisi demikian, Fitch tidak dapat mempertahankan peringkat 'B' karena arus kas operasi perusahaan sulit pulih dalam jangka waktu dekat.

Lebih lanjut Fitch juga menginformasikan bahwa APLN sejatinya berusaha mendapat pendanaan dari para pemegang saham dan meminjam uang dari Bank, seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk, untuk memenuhi batas waktu 30 September 2019. Sayangnya belum terdapat detil atas rencana tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Lumayan! Mulai Cicil Utang, Fitch Angkat Rating APLN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular