Investor Asing Mulai Lepas Obligasi Rupiah, Ada Apa?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
12 August 2019 19:47
Investor asing jual obligasi rupiah seiring dengan koreksi yang terjadi sejak pekan lalu.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing jual obligasi rupiah seiring dengan koreksi yang terjadi sejak pekan lalu, seiring dengan tensi pasar keuangan yang memanas sejak 26 Juli.

Meskipun masih positif Rp 113,38 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, angka kepemilikan investor asing berangsur turun dari posisi tertinggi Rp 1.019,36 triliun pada 2 Agustus menjadi Rp 1.006,63 triliun pada 8 Agustus seiring dengan koreksi yang terjadi pada periode tersebut. 

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) menunjukkan angka terakhir kepemilikan investor asing Rp 1.006,63 triliun itu setara 38,74% dari total beredar Rp 2.598 triliun berdasarkan data per 8 Agustus.  

Koreksi masih terjadi hari ini, di mana harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan, seiring dengan memanasnya demonstrasi di Hong Kong dan terbukanya peluang pembatalan perundingan AS-China. 

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, vice versa. 

Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. 

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 3,4 basis poin (bps) menjadi 7,34%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.    

Yield Obligasi Negara Acuan 12 Aug'19
SeriJatuh tempoYield 9 Aug'19 (%)Yield 12 Aug'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 12 Aug'19 (%)
FR00775 tahun6.7936.7930.006.7445
FR007810 tahun7.3097.3433.407.3087
FR006815 tahun7.7627.716-4.607.7092
FR007920 tahun7.8357.8612.607.8536
Avg movement0.35
Sumber: Refinitiv   


Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 10 Aug'19 (%)Yield 12 Aug'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil7.1657.1650.00
China3.0393.0470.80
Jerman-0.579-0.592-1.30
Perancis-0.273-0.283-1.00
Inggris 0.4840.4860.20
India6.4026.4949.20
Jepang-0.218-0.2180.00
Malaysia3.4763.456-2.00
Filipina4.4654.352-11.30
Rusia7.37.322.00
Singapura1.7341.7340.00
Thailand1.491.545.00
Amerika Serikat1.7341.69-4.40
Afrika Selatan8.3758.479.50
Sumber: Refinitiv  


TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/dru) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular