Ambruk Pekan Lalu, Bursa Saham Asia Bangkit Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 August 2019 17:53
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan pertama di pekan ini di zona hijau.
Foto: Kospi (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan pertama Senin ini (12/8/2019) di zona hijau: indeks Shanghai melejit 1,45% dan indeks Kospi menguat 0,23%.

Adapun indeks Hang Seng jatuh 0,44%. Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham Jepang dan Singapura diliburkan pada hari ini untuk memperingati Mountain Day di Jepang dan Hari Raya Haji di Singapura.


Koreksi yang sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir di bursa saham China dan Korea Selatan membuka ruang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli pada hari ini. Sepanjang pekan lalu, indeks Shanghai sudah anjlok 3,25%, sementara indeks Kospi ambruk 3,02%.

Namun, sentimen yang ada membatasi aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar saham Benua Kuning. Presiden AS Donald Trump membuka kemungkinan bahwa dialog dagang AS-China yang dijadwalkan pada awal bulan depan bisa dibatalkan.


"Mungkin, tetapi kita lihat nanti. Perundingan masih terjadwal," ujar Trump akhir pekan lalu, seperti diberitakan Reuters.

Lebih lanjut, Trump juga mengatakan bahwa AS tak akan berbisnis dengan Huawei jika kesepakatan dagang tak bisa dicapai.

"AS tidak akan berbisnis dengan Huawei. Namun itu bisa berubah jika ada kesepakatan dagang AS-China," katanya.

Seperti yang diketahui, pada bulan Mei Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Sudah Ambruk Pekan Lalu, Bursa Saham Asia Menghijau Hari IniFoto: Penjualan Huawei Y6 Pro yang habis terjual di Singapura (REUTERS/Feline Lim)

Sejatinya setelah Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Jepang pada akhir bulan lalu, Trump mengatakan bahwa dirinya akan melonggarkan sanksi yang diberikan terhadap Huawei. Namun, kini Trump mundur dari janjinya tersebut lantaran dirinya menuduh pihak China tak menepati janji untuk membeli produk agrikultur AS dalam jumlah besar.

Tak adanya keringanan sanksi bagi Huawei sangatlah mungkin untuk membuat China semakin geram dan membuat perang dagang kedua negara terus tereskalasi.

Kala perang dagang AS-China terus tereskalasi, perekonomian global dipastikan mendapatkan tekanan yang signifikan. Maklum, AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.


Sementara itu, indeks Hang Seng harus pasrah berakhir di zona merah seiring dengan aksi demo yang tak kunjung berhenti di Hong Kong. Hingga hari ini, aksi demonstrasi besar-besaran di Hong Kong masih juga terjadi.

Bahkan, Bandara Internasional Hong Kong dipaksa untuk membatalkan seluruh penerbangan di sisa hari ini lantaran banyaknya massa yang menyemut untuk melakukan aksi protes di sana. Hal tersebut menandai gangguan terbesar bagi perekonomian Hong Kong pasca demonstrasi dimulai pada awal bulan Juni.

Sudah Ambruk Pekan Lalu, Bursa Saham Asia Menghijau Hari IniFoto: Foto/Seorang perwira polisi anti huru hara bentrok dengan demonstran selama protes terhadap serangan Yuen Long di Yuen Long, Wilayah Baru, Hong Kong, Cina 27 Juli 2019. REUTERS / Tyrone Siu

"Operasional bandara di Bandara Internasional Hong Kong telah terganggu secara serius sebagai hasil dari demonstrasi pada hari ini," tulis otoritas bandara Hong Kong dalam pernyataan resminya, dilansir dari Bloomberg.

"Selain penerbangan keberangkatan yang sudah menyelesaikan proses check-in dan penerbangan kedatangan yang sudah bertolak menuju Hong Kong, semua penerbangan di sisa hari ini telah dibatalkan."

Aksi demonstrasi ini dilakukan untuk menuntut pemerintah Hong Kong melakukan reformasi, pasca sebelumnya pemerintahan Carrie Lam mengajukan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang mendapatkan kecaman dari berbagai elemen masyarakat Hong Kong.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular