
Moody's Pangkas Rating BHIT, Saham Anak Usaha Merah Membara
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
12 August 2019 15:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha Grup MNC yang berada di bawah naungan PT MNC Investama Tbk (BHIT) pada perdagangan hari ini (12/8/2019) kompak berada di zona merah. Entitas anak yang dimaksud adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV).
Saat berita ini ditulis, harga saham BMTR melemah 0,54% ke level Rp 366/unit saham, IPTV turun 0,84% menjadi Rp 236/unit saham, dan MNCN anjlok 1,53% menjadi Rp 1.290/unit saham.
Untuk diketahui, BHIT memegang 42,73% kepemilikan saham BMTR. Sedangkan BMTR merupakan pemegang saham MNCN dan IPTV dengan porsi kepemilikan masing-masing 50,82% dan 71,51%.
Besar kemungkinan momok yang menyebabkan harga saham ketiga perusahaan tersebut amblas adalah rilis laporan terbaru Moody's yang menurunkan peringkat utang keluarga BHIT (Corporate Family Rating/CPR) dari B3 menjadi Caa1. Pada dasarnya baik B3 maupun Caa1 tidak digolongkan sebagai kategori layak investasi karena memiliki resiko kredit yang tinggi.
Penurunan CPR secara tidak langsung berarti seluruh entitas anak di bawah naungan atau holding BHIT memperoleh perlakuan yang sama. Alhasil, wajar saja jika pelaku pasar memilih mundur, mengingat resiko kredit satu grup perusahaan terindikasi semakin meningkat.
Vice President Moody's, Annalisa di Chiara, mengatakan penurunan peringkat tersebut mencerminkan peningkatan resiko pembiayaan perusahaan seiring dengan surat utang BHIT yang akan segera jatuh tempo pada Mei 2021, dimana pendapatan dividen dari anak perusahaan masih rendah.
Hal tersebut tercermin dari perolehan pendapatan dividen dari BMTR dalam 12 bulan terakhir yang hanya sekitar Rp 35-40 miliar, dimana nilai tersebut kurang memadai untuk menjamin pembayaran beban bunga obligasi perusahaan sebesar US$ 10 juta atau Rp 14 miliar (asumsi kurs RP 14.000/US$).
Ke depannya, pendapatan dividen BHIT juga tetap terbatas karena beberapa surat utang entitas anak akan jatuh tempo dan perilaku dari pemegang saham lainnya dapat menahan penyaluran dividen ke perusahaan induk.
Lebih lanjut, dalam laporannya, Moody's juga menegaskan bahwa organisasi yang kompleks dan struktur hukum perusahaan turut meningkatkan kekhawatiran akan transparansi terutama terkait niat pemegang saham dan tata kelola perusahaan. Hal ini juga menjadi pertimbangan langkah Moody's untuk menurunkan peringkat utang (CPR) BHIT.
(dwa/dwa) Next Article Hary Tanoe Akui Beli Properti Trump, Saham Grup MNC Rebound!
Saat berita ini ditulis, harga saham BMTR melemah 0,54% ke level Rp 366/unit saham, IPTV turun 0,84% menjadi Rp 236/unit saham, dan MNCN anjlok 1,53% menjadi Rp 1.290/unit saham.
Untuk diketahui, BHIT memegang 42,73% kepemilikan saham BMTR. Sedangkan BMTR merupakan pemegang saham MNCN dan IPTV dengan porsi kepemilikan masing-masing 50,82% dan 71,51%.
Penurunan CPR secara tidak langsung berarti seluruh entitas anak di bawah naungan atau holding BHIT memperoleh perlakuan yang sama. Alhasil, wajar saja jika pelaku pasar memilih mundur, mengingat resiko kredit satu grup perusahaan terindikasi semakin meningkat.
Vice President Moody's, Annalisa di Chiara, mengatakan penurunan peringkat tersebut mencerminkan peningkatan resiko pembiayaan perusahaan seiring dengan surat utang BHIT yang akan segera jatuh tempo pada Mei 2021, dimana pendapatan dividen dari anak perusahaan masih rendah.
Hal tersebut tercermin dari perolehan pendapatan dividen dari BMTR dalam 12 bulan terakhir yang hanya sekitar Rp 35-40 miliar, dimana nilai tersebut kurang memadai untuk menjamin pembayaran beban bunga obligasi perusahaan sebesar US$ 10 juta atau Rp 14 miliar (asumsi kurs RP 14.000/US$).
Ke depannya, pendapatan dividen BHIT juga tetap terbatas karena beberapa surat utang entitas anak akan jatuh tempo dan perilaku dari pemegang saham lainnya dapat menahan penyaluran dividen ke perusahaan induk.
Lebih lanjut, dalam laporannya, Moody's juga menegaskan bahwa organisasi yang kompleks dan struktur hukum perusahaan turut meningkatkan kekhawatiran akan transparansi terutama terkait niat pemegang saham dan tata kelola perusahaan. Hal ini juga menjadi pertimbangan langkah Moody's untuk menurunkan peringkat utang (CPR) BHIT.
(dwa/dwa) Next Article Hary Tanoe Akui Beli Properti Trump, Saham Grup MNC Rebound!
Most Popular