Koreksi Emas Dunia Kurang Greget, Sinyal Mau Naik Lagi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 August 2019 13:05
Koreksi Emas Dunia Kurang Greget, Sinyal Mau Naik Lagi?
Foto: [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia terkoreksi pada perdagangan Kamis (9/8/19), dengan besaran yang terbatas. Logam mulia ini sempat melemah ke kisaran US$ 1.490, akan tetapi tetap mengakhiri perdagangan di kisaran US$ 1.500, nyaris flat dibandingkan dengan perdagangan Rabu.

Pergerakan tersebut bahkan terjadi saat bursa saham menghijau yang menjadi indikasi niat beli emas para investor masih besar. Ketika bursa saham menghijau harga emas biasanya tertekan karena pelaku pasar masuk ke aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Namun kemarin di saat yang sama harga emas masih tangguh, sehingga membuka ruang penguatan.

Kecemasan akan perang mata uang serta outlook penurunan suku bunga secara global menjadi penopang utama penguatan harga emas. China sekali lagi mendepresiasi nilai tukar yuan, yang berarti sepanjang pekan ini Renminbi terus dilemahkan.


Di awal pekan lalu pelaku pasar dibuat terkejut setelah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) mendepresiasi yuan hingga ke level terlemah sejak Desember 2008, dan terus berlanjut hingga hari ini. Nilai tengah yuan hari ini ditetapkan sebesar 7,0136/US$ lebih lemah dari Kamis Kemarin 7,0039/US$.

Sementara itu, pada hari Rabu (7/8/19) ada tiga bank sentral yang memangkas suku bunga, yakni Bank Sentral Selandia Baru, India dan Thailand. Semua bank sentral tersebut memangkas suku bunga lebih besar dari prediksi, Bank Sentral Selandia Baru memangkas 50 basis poin (bps), India 35 bps, dan Thailand 25 bps.

Suku bunga Bank Sentral Selandia Baru kini berada di rekor terendah 1%, membuka peluang pemangkasan kembali, bahkan akan mengambil kebijakan moneter yang tidak biasa (unconventional). Sebelumnya negara tetangganya Australia sudah memangkas suku bunga dua bulan beruntun juga ke rekor terendah 1%.


Kebijakan bank sentral itu menunjukkan jika ekonomi global sedang mengalami pelambatan yang serius. Akibatnya Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali diprediksi akan agresif memangkas suku bunga di tahun ini.

Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi emas. Logam mulia merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.

Selain itu penurunan suku bunga yang agresif oleh The Fed tentunya membuat dolar AS melemah. Kala mata uang Paman Sam Loyo, permintaan emas tentunya bisa meningkat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS, jika mata uang ini melemah maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Halaman Selanjutnya >>>

Belum ada perubahan dari sisi teknikal pada hari ini dibandingkan Kamis kemarin. Emas pada Kamis kemarin masih bergerak di rentang US$ 1.490-US$ 1.508 per troy ons. Hari ini Jumat (9/8/19) pada pukul 12:40 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.507,11/troy ounce berdasarkan data investing.com.

Untuk jangka menengah outlook emas masih sama yakni menguat dengan target ke US$ 1.569, sebelum level tersebut ada dua resisten (tahanan atas) yang kuat yakni US$ 1.526, dan US$ 1.540. 


Koreksi Emas Kurang Greget, Sinyal Mau Naik Lagi?Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau). 

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram juga di area positif. Indikator ini memberikan gambaran peluang penguatan emas dalam jangka menengah.
Koreksi Emas Kurang Greget, Sinyal Mau Naik Lagi?Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam 
Sumber: investing.com
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, dan MA 21 namun masih di atas MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh beli (overbought).  Indikator terakhir tersebut membuka peluang koreksi kembali harga emas selama tertahan di bawah resisten US$ 1.508. Target koreksi masih di level psikologis US$ 1.500. 

Support selanjutnya masih di level US$ 1.494 dan US$ 1.490 yang terbukti cukup kuat menahan penurunan emas Kamis kemarin. Selama masih bertahan di atas US$ 1.490, emas masih cenderung menguat. 

Sebaliknya peluang berlanjutnya penguatan harga emas bisa terjadi jika resisten US$ 1.508 mampu ditembus secara konsisten. Target penguatan ke area US$ 1.515/troy ons. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular