It Takes Two to Tango! IHSG Hijau Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 August 2019 09:41
It Takes Two to Tango! IHSG Hijau Lagi
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan sebesar 0,33% ke level 6.224,9. Pada pukul 09:25 WIB, IHSG sudah memperlebar penguatannya menjadi 0,71% ke level 6.248,43. IHSG masih memiliki bensin untuk menguat pasca kemarin (7/8/2019) sudah mencetak apresiasi sebesar 1,38%.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei naik 0,63%, indeks Shanghai menguat 0,95%, indeks Hang Seng melejit 1,22%, dan indeks Kospi terapresiasi 1,13%.

Asa damai dagang AS-China yang masih ada sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Dalam wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump masih terbuka untuk menandatangani kesepakatan dagang dengan China.

"Beliau (Presiden Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango (it takes two to tango)," kata Kudlow, dilansir dari CNBC International.

Bahkan, Kudlow mengungkapkan bahwa AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan.

"Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan jika pembicaraan dengan China berlangsung positif," paparnya.

Seperti yang diketahui, pada hari Kamis (1/8/2019) Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

China kemudian mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru yang akan dieksekusi oleh AS pada awal September mendatang. Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.

Jika AS-China bisa meneken kesepakatan dagang, maka laju perekonomian global bisa dikerek naik. Pasalnya, AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.

BERLANJUT KE HALAMAN 2
Di sisi lain, pelaku pasar patut mencermati pelemahan rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,08% di pasar spot ke level Rp 14.227/dolar AS.

Rilis angka cadangan devisa sudah tak lagi mampu mengerek kinerja rupiah. Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa posisi cadangan devisa per akhir Juli 2019 adalah senilai US$ 125,9 miliar, naik US$ 2,1 miliar dari bulan sebelumnya (Juni 2019).

Pelaku pasar melepas rupiah dan mengalihkannya kepada dolar AS selaku safe haven seiring dengan nilai tukar yuan yang kembali dilemahkan oleh People’s Bank of China (PBOC) selaku bank sentral China.

Melansir CNBC International, PBOC menetapkan titik tengah yuan pada hari ini di level 7,0039/dolar AS, lebih lemah dibandingkan titik tengah pada perdagangan kemarin di level 6,9996/dolar AS. PBOC terus saja melemahkan yuan kala Kementerian Keuangan AS sudah melabeli China dengan julukan “manipulator mata uang”.

Ditengarai, langkah PBOC yang terus saja melemahkan nilai tukar yuan dimaksudkan sebagai bentuk lain serangan balasan China terhadap bea masuk baru yang akan dieksekusi AS pada awal bulan depan. Ketika yuan melemah, maka produk ekspor China akan menjadi lebih murah sehingga permintaannya bisa meningkat.

Dikhawatirkan, langkah dari bank sentral China ini akan membuat AS semakin panas yang pada akhirnya akan berakibat pada kian sulitnya kedua negara untuk meneken kesepakatan dagang.

Jika depresiasi rupiah terus bertahan hingga akhir perdagangan atau bahkan bertambah dalam, investor asing yang pada saat ini membukukan beli bersih senilai Rp 28,7 miliar di pasar reguler bisa terpicu untuk melakukan aksi jual dan mendorong IHSG finis di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular