
Rupiah Berhasil Menguat, Terima Kasih India dan Thailand!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 August 2019 14:42

Dari dalam negeri, rupiah memang punya tenaga untuk technical rebound. Sebelumnya, rupiah sudah melemah selama empat hari beruntun. Selama periode tersebut, pelemahan rupiah mencapai 1,77%.
Artinya, rupiah sudah murah. Rupiah yang sudah murah ini tentu mengundang minat pelaku pasar.
Sementara dari sisi eksternal, rupiah terbantu oleh keputusan bank sentral dua negara Asia yang menurunkan suku bunga acuan. Bank Sentral India (RBI) menurunkan suku bunga acuan 35 basis poin (bps) ke 5,4%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu penurunan 25 bps.
Kemudian Bank Sentral Thailand (BoT) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 1,5%. Ini di luar ekspektasi, karena pelaku pasar memperkirakan suku bunga dipertahankan di 1,75%. Penurunan ini menjadi yang pertama sejak 2015.
Penurunan suku bunga acuan di India dan Thailand, yang juga berstatus sebagai negara berkembang, menguntungkan Indonesia. Sebab, berinvestasi di Indonesia bisa mendatangkan cuan lebih oke. Ketika suku bunga acuan turun, imbalan investasi (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut melorot.
Misalnya di obligasi negara. Pada pukul 14:29 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun berada di 7,606%. Lebih tinggi ketimbang instrumen serupa di India (6,361%) dan Thailand (1,59%).
Tren suku bunga acuan yang turun membuat Indonesia menjadi lebih seksi di mata investor. Saat imbalan investasi di negara-negara lain semakin rendah, Indonesia kian mencolok karena mampu memberikan cuan tinggi.
Potensi cuan ini membawa arus modal masuk ke Indonesia. Aliran modal masuk kemudian membawa rupiah ke zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Artinya, rupiah sudah murah. Rupiah yang sudah murah ini tentu mengundang minat pelaku pasar.
Sementara dari sisi eksternal, rupiah terbantu oleh keputusan bank sentral dua negara Asia yang menurunkan suku bunga acuan. Bank Sentral India (RBI) menurunkan suku bunga acuan 35 basis poin (bps) ke 5,4%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu penurunan 25 bps.
Penurunan suku bunga acuan di India dan Thailand, yang juga berstatus sebagai negara berkembang, menguntungkan Indonesia. Sebab, berinvestasi di Indonesia bisa mendatangkan cuan lebih oke. Ketika suku bunga acuan turun, imbalan investasi (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut melorot.
Misalnya di obligasi negara. Pada pukul 14:29 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun berada di 7,606%. Lebih tinggi ketimbang instrumen serupa di India (6,361%) dan Thailand (1,59%).
Tren suku bunga acuan yang turun membuat Indonesia menjadi lebih seksi di mata investor. Saat imbalan investasi di negara-negara lain semakin rendah, Indonesia kian mencolok karena mampu memberikan cuan tinggi.
Potensi cuan ini membawa arus modal masuk ke Indonesia. Aliran modal masuk kemudian membawa rupiah ke zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular