Rupiah Berhasil Menguat, Terima Kasih India dan Thailand!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 August 2019 14:42
Rupiah Berhasil Menguat, Terima Kasih India dan Thailand!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil mengakhiri petualangan di zona merah. Setelah melemah sejak pagi, rupiah kini menguat. 

Pada Rabu (7/8/2019) pukul 14:12 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.240 di perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah menguat tipis 0,07%. Namun kemudian rupiah terpeleset ke zona merah. Pelemahan rupiah bertahan hingga selepas tengah hari. 


Namun perlahan rupiah mampu memperbaiki nasib. Akhirnya rupiah berhasil kembali ke zona hijau setelah berjam-jam terjebak di area depresiasi. 

 

Rupiah berhasil bergabung di kelompok elit, sebagian kecil mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS. Selain rupiah, anggota kelompok tersebut adalah rupee India dan yen Jepang. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 14:17 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dari dalam negeri, rupiah memang punya tenaga untuk technical rebound. Sebelumnya, rupiah sudah melemah selama empat hari beruntun. Selama periode tersebut, pelemahan rupiah mencapai 1,77%. 

Artinya, rupiah sudah murah. Rupiah yang sudah murah ini tentu mengundang minat pelaku pasar. 


Sementara dari sisi eksternal, rupiah terbantu oleh keputusan bank sentral dua negara Asia yang menurunkan suku bunga acuan. Bank Sentral India (RBI) menurunkan suku bunga acuan 35 basis poin (bps) ke 5,4%. Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu penurunan 25 bps. 

Kemudian Bank Sentral Thailand (BoT) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 1,5%. Ini di luar ekspektasi, karena pelaku pasar memperkirakan suku bunga dipertahankan di 1,75%. Penurunan ini menjadi yang pertama sejak 2015. 

 

Penurunan suku bunga acuan di India dan Thailand, yang juga berstatus sebagai negara berkembang, menguntungkan Indonesia. Sebab, berinvestasi di Indonesia bisa mendatangkan cuan lebih oke. Ketika suku bunga acuan turun, imbalan investasi (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut melorot. 

Misalnya di obligasi negara. Pada pukul 14:29 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun berada di 7,606%. Lebih tinggi ketimbang instrumen serupa di India (6,361%) dan Thailand (1,59%). 


Tren suku bunga acuan yang turun membuat Indonesia menjadi lebih seksi di mata investor. Saat imbalan investasi di negara-negara lain semakin rendah, Indonesia kian mencolok karena mampu memberikan cuan tinggi. 

Potensi cuan ini membawa arus modal masuk ke Indonesia. Aliran modal masuk kemudian membawa rupiah ke zona hijau.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular