
Analisis
Harga Emas Tembus US$1.500/Troy Ons, Waspada Profit Taking!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 August 2019 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali melesat naik pada perdagangan hari ini. Kecemasan pelaku pasar akan pelambatan ekonomi akibat eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China, plus potensi perang mata uang membuat emas kian cemerlang.
Menyandang status sebagai aset aman atau safe haven, para investor banyak mengalihkan investasinya ke emas akibat tingginya ketidakpastian yang menyelimuti pasar finansial. Pada perdagangan Rabu (7/8/2019) pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat 1,13% ke level US$ 1.501/troy ons (Rp 675.691/gram).
Sebenarnya ada harapan AS-China berbaikan. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan AS tetap menantikan kedatangan delegasi China untuk berunding di Washington, awal bulan depan.
"Beliau (Presiden AS Donald Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih.
Bahkan Kudlow mengungkapkan AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan. "Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif," paparnya.
Namun, sepertinya AS masih menari tango sendiri, China belum merespon niat baik tersebut. Malah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) kembali menentapkan nilai tengah yuan lebih lemah dari sebelumnya.
PBoC hari ini menetapkan kurs yuan di level 6,9996/US$ sedikit di bawah level 7/US$. Namun lagi-lagi mekanisme pasar membuat kurs yuan kembali ke atas 7/US$.
Belum lagi melihat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang kembali diprediksi akan agresif dalam memangkas suku bunga di tahun ini akibat eskalasi perang dagang yang bisa menyeret perekonomian AS melambat lebih dalam. Data dari piranti FedWatch milik CME Group siang ini menunjukkan probabilitas suku bunga acuan Negeri Paman Sam turun 25 basis poin (bps) pada September mencapai 76,5%.
Data dari FedWatch tersebut menunjukkan pelaku pasar sangat yakin The Fed akan kembali memangkas pada bulan depan, dan ada peluang cukup besar Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali lagi di sisa tahun ini. Tahun ini, The Fed diprediksi memangkas suku bunga sebanyak empat kali.
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi emas. Logam mulia merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Selain itu penurunan suku bunga yang agresif tentunya membuat dolar AS melemah. Kala greenback loyo, permintaan emas tentunya bisa meningkat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS, jika mata uang ini melemah maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Koreksi emas pada perdagangan kemarin tidak berlangsung lama, memasuki perdagangan sesi AS logam mulia kembali melesat naik. Namun, perlu diwaspadai juga aksi ambil untung (profit taking) ketika emas mendekati level US$ 1.500/troy ons.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram juga di area positif. Indikator ini memberikan gambaran peluang penguatan emas dalam jangka menengah.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8, dan MA 21 namun masih di atas MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan dari wilayah jenuh beli (overbought).
Indikator terakhir membuka peluang koreksi harga emas ke support terdekat di kisaran US$ 1.480. Jika menembus ke bawah support emas berpotensi turun ke area US$ 1.474.
Namun, selama bertahan di atas US$ 1.474, logam mulai cenderung akan menguat.
Apalagi dari posisi saat ini, jika menembus level US$ 1.490, emas berpeluang menguat ke area US$ 1.496. Level psikologis US$ 1.500 akan menjadi resisten selanjutnya jika US$ 1.496 berhasil di lewati.
Waspadai koreksi harga akibat profit taking ketika emas mendekati atau mencapai US$ 1.500. Namun ke depannya jika berhasil menembus konsisten di atas US$ 1.500 maka aksi beli emas akan semakin meningkat dan membawa logam mulai terbang lebih tinggi.
Hal tersebut tentunya bukan too good to be true lagi, tetapi thank God it's true...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sempat Rekor, Penurunan Emas Antam Tak Setajam Emas Dunia
Menyandang status sebagai aset aman atau safe haven, para investor banyak mengalihkan investasinya ke emas akibat tingginya ketidakpastian yang menyelimuti pasar finansial. Pada perdagangan Rabu (7/8/2019) pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat 1,13% ke level US$ 1.501/troy ons (Rp 675.691/gram).
Sebenarnya ada harapan AS-China berbaikan. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan AS tetap menantikan kedatangan delegasi China untuk berunding di Washington, awal bulan depan.
Bahkan Kudlow mengungkapkan AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan. "Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif," paparnya.
Namun, sepertinya AS masih menari tango sendiri, China belum merespon niat baik tersebut. Malah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) kembali menentapkan nilai tengah yuan lebih lemah dari sebelumnya.
PBoC hari ini menetapkan kurs yuan di level 6,9996/US$ sedikit di bawah level 7/US$. Namun lagi-lagi mekanisme pasar membuat kurs yuan kembali ke atas 7/US$.
Belum lagi melihat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang kembali diprediksi akan agresif dalam memangkas suku bunga di tahun ini akibat eskalasi perang dagang yang bisa menyeret perekonomian AS melambat lebih dalam. Data dari piranti FedWatch milik CME Group siang ini menunjukkan probabilitas suku bunga acuan Negeri Paman Sam turun 25 basis poin (bps) pada September mencapai 76,5%.
![]() Sumber: CME Group |
Data dari FedWatch tersebut menunjukkan pelaku pasar sangat yakin The Fed akan kembali memangkas pada bulan depan, dan ada peluang cukup besar Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali lagi di sisa tahun ini. Tahun ini, The Fed diprediksi memangkas suku bunga sebanyak empat kali.
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi emas. Logam mulia merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Selain itu penurunan suku bunga yang agresif tentunya membuat dolar AS melemah. Kala greenback loyo, permintaan emas tentunya bisa meningkat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS, jika mata uang ini melemah maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Koreksi emas pada perdagangan kemarin tidak berlangsung lama, memasuki perdagangan sesi AS logam mulia kembali melesat naik. Namun, perlu diwaspadai juga aksi ambil untung (profit taking) ketika emas mendekati level US$ 1.500/troy ons.
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram juga di area positif. Indikator ini memberikan gambaran peluang penguatan emas dalam jangka menengah.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8, dan MA 21 namun masih di atas MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan dari wilayah jenuh beli (overbought).
Indikator terakhir membuka peluang koreksi harga emas ke support terdekat di kisaran US$ 1.480. Jika menembus ke bawah support emas berpotensi turun ke area US$ 1.474.
Namun, selama bertahan di atas US$ 1.474, logam mulai cenderung akan menguat.
Apalagi dari posisi saat ini, jika menembus level US$ 1.490, emas berpeluang menguat ke area US$ 1.496. Level psikologis US$ 1.500 akan menjadi resisten selanjutnya jika US$ 1.496 berhasil di lewati.
Waspadai koreksi harga akibat profit taking ketika emas mendekati atau mencapai US$ 1.500. Namun ke depannya jika berhasil menembus konsisten di atas US$ 1.500 maka aksi beli emas akan semakin meningkat dan membawa logam mulai terbang lebih tinggi.
Hal tersebut tentunya bukan too good to be true lagi, tetapi thank God it's true...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sempat Rekor, Penurunan Emas Antam Tak Setajam Emas Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular