GGRM & HMSP Salip-salipan, Bagaimana Nasib WIIM & RMBA?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 August 2019 11:09
Namun tidak demikian dengan kinerja laba bersih, dua emiten rokok mengalami penurunan laba signifikan.
Foto: Ilustrasi Produk Rokok (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Total pendapatan emiten rokok Indonesia membaik di semester pertama tahun ini, berdasarkan laporan keuangan Semeseter I-2019. Namun tidak demikian dengan kinerja laba bersih, dua emiten rokok mengalami penurunan laba signifikan.

Emiten yang dimaksud adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA).

Review Emiten Rokok: GGRM Kalahkan HMSP, RMBA Betah MerugiFoto: CNBC Indonesia/Dwi Ayunintyas

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa GGRM unggul dalam perolehan total pendapatan mencapai Rp 52,75 triliun, atau naik 16,42% secara tahunan (year-on-year/YoY) jika dibandingkan dengan tahun lalu. Alhasil, untuk pertama kalinya dalam 14 tahun terakhir, GGRM dapat menyalip omzet HMSP.

Peningkatan pendapatan tersebut, seiring dengan melesatnya penjualan rokok kretek mesin (SKM) lokal, dari RP 40,92 triliun menjadi Rp 28,28 triliun. Dengan kata lain terdapat peningkatan 17,97% YoY.


Laba bersih perusahaan juga tumbuh paling pesat, yakni 20,43% YoY menjadi Rp 4,28 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,55 triliun.

Sayangnya, meskipun tumbuh paling pesat diantara para kompetitor, nilainya masih lebih rendah dibandingkan dengan HMSP.

Emiten rokok milik Philip Morris tersebut, hingga akhir Juni 2019 berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 6,77 triliun atau naik 10,75% dari perolehan semester I-2018 yang sebesar Rp 6,11 triliun.

Alhasil, tidak hanya unggul dari sisi laba bersih, HMSP juga berhasil menjadi jawara dari sisi marjin bersih (Net Profit Margin/NPM). Nilai NPM perusahaan pada semester I-2019 mencapai 13,35%, mengalahkan NPM GGRM yang hanya sebesar 8,12%.


Di lain pihak, WIIM menjadi satu-satunya emiten rokok yang mencatatkan pertumbuhan negatif dari sisi omzet, dimana total pemasukan perusahaan terkoreksi 4,49% YoY menjadi Rp 649,31 miliar. Alhasil, seiring dengan turunnya pendapatan perusahaan, laba bersih WIIM juga ikut terkoreksi.

Sepanjang semester I-2019, keuntungan yang dikantongi WIIM terperosok 53,75% YoY menjadi Rp 8,55 miliar. Sejatinya, ada faktor lain yang menekan kinerja keuangan WIIM, yakni meroketnya biaya beban bunga dari Rp 607,34 juta menjadi Rp 2,89 miliar.

Lebih lanjut, meskipun WIIM membukukan pertumbuhan negatif pada pos pendapatan dan laba, setidaknya emiten tersebut tidak merugi, seperti yang dicatatkan oleh RMBA.

Perusahaan yang merupakan bagian dari British American Tobacco tersebut kembali membukukan rapor merah, dimana ini berarti dalam 7 tahun terakhir perusahaan betah merugi.

Bentoel menderita rugi bersih Rp 312,32 miliar, meski turun 41,9% dari rugi bersih pada semester I-2018 yakni sebesar Rp 537,53 miliar.

Salah satu pengaruh kinerja negatif ini juga tak bisa dilepaskan dari masih tingginya beban penjualan dan beban operasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Jangan Tergoda Dulu Beli Saham Rokok, Simak Kinerja Q1-2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular