Rugi KRAS Bengkak 8 Kali, Ternyata Ini Penyebabnya

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
02 August 2019 12:50
Rugi yang dibukukan perseroan bertambah hingga delapan kali lipat.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan keuangan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) semester I-2019 lagi-lagi kurang menggembirakan. Rugi yang dibukukan perseroan bertambah hingga delapan kali lipat.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi perseroan, KRAS membukukan kerugian US$ 134,95 juta atau setara Rp 1,89 triliun. Nilai tersebut membengkak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi US$ 16,01 juta atau setara Rp 224,17 miliar.

Ini menambah buruk cerita di Krakatau Steel, setelah pekan lalu ramai dengan polemik proyek pabrik baja berteknologi Blast Furnace milik perseroan yang berpotensi merugi.


Soal kinerja keuangan, apa sebenarnya yang membuat laba Krakatau Steel amblas semakin dalam?

Sepanjang semester pertama 2019, pos pendapatan perusahaan anjlok 17,82% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 702,05 juta atau setara Rp 9,83 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Pada periode yang sama tahun lalu, KRAS mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,96 triliun.

Tidak hanya itu, pos beban tidak membukukan koreksi sedalam penurunan pendapatan, maka kinerja bottom line perusahaan makin tertekan. Hal ini membuat perusahaan kembali mencatatkan rugi, bahkan lebih dalam dibandingkan semester I-2018.


Penyebab utama penurunan penjualan adalah penurunan signifikan penjualan baja di pasar domestik menjadi US$ 523,79 juta, dari sebelumnya US$ 731,37 juta. Selain itu, perolehan dari lini usaha rekayasa konstruksi juga turun 30,86% YoY menjadi US$ 13,15 juta.

Lebih lanjut, meskipun pos beban utama KRAS seperti beban pokok penjualan dan beban penjualan turun, namun proporsinya terhadap total pendapatan justru naik. Hal ini turut mengikis laba usaha perusahaan.

Pada semester I-2019, beban pokok penjualan turun 10,06% YoY menjadi US$ 678,07 juta. Akan tetapi, proporsi pos beban ini terhadap total pendapatan justru naik, dari 88,25% menjadi 96,58%.

Untuk diketahui, jika proporsinya sama seperti tahun lalu, maka beban pokok penjualan seharusnya turun menjadi US$ 619,55 juta.

Kondisi yang sama juga dicatatkan oleh pos beban penjualan, di mana proporsinya terhadap pendapatan naik dari 1,76% menjadi 2%.

Lebih lanjut, berbeda dengan dua pos beban di atas, beban umum, beban keuangan, dan beban lainnya justru meningkat.


Hingga akhir Juni 2019, beban umum dan administrasi naik 6,94% secara tahunan menjadi US 81,81 juta. Lalu, beban keuangan membukukan kenaikan 25,74% YoY menjadi US$ 62,07 juta. Sedangkan beban lainnya tercatat melesat 71,13% YoY ke level US$ 11,71 juta.

Kinerja keuangan KRAS semakin diperparah dengan bertambahnya porsi kerugian yang dibukukan dari entitas asosiasi dan ventura bersama, serta kerugian dari selisih mata uang asing.

Respons Dirut KRAS Soal Serbuan Baja China
[Gambas:Video CNBC]

Kerugian dari pos entitas asosiasi dan ventura bersama membengkak 73,53% secara tahunan menjadi US$ 16,73 juta. Kerugian paling besar disumbangkan oleh PT Krakatau Posco yang merugi US$ 13,29 juta

Sementara itu, KRAS yang pada paruh pertama tahun lalu mencatatkan keuntungan selisih kurs, kali ini terpaksa rugi US$ 15,5 juta.



(hps/tas) Next Article KRAS Raih Pendapatan US$ 689,8 Juta di Kuartal I 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular