
Laba Bumi Resources Turun, Ini Penjelasan Manajemen
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
02 August 2019 12:08

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi ResourcesĀ Tbk (BUMI) mencatatkan laba bersih US$ 81 juta pada semester I-2019, turun 47% dibandingkan semester I-2018 senilai US$ 151,57 juta.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan kondisi global dan pelemahan di sektor batu bara menjadi penyebab utama turunnya laba perusahaan. Apalagi pada semester I-2019 harga batu bara turun hingga 8% menjadi US$ 53,2 per ton, dibandingkan periode yang sama 2018 senilai US$ 58 per ton.
"Penurunan harga ini berdampak pada pendapatan perusahaan," kata Dileep dalam siaran resminya, Jumat (02/09/2019).
Penjualan total emiten baru bara ini stagnan di angka 41,5 metrik ton, yang terdiri dari Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 30,1 metrik ton atau naik 9%, dan Arutmin sebesar 11,4 metrik turun 18%.
Kondisi ini membuat BUMI harus menurunkan target penjualan tahun ini, yang sebelumnya diproyeksi mencapai 87-90 metrik ton. Pendapatan perseroan juga turun 8% menjadi US$ 2,27 juta dari US$2,47 juta.
"Perusahaan akan melakukan peninjauan kembali terhadap harga batu bara pada akhir kuartal ini, sebagai refleksi pada perkembangan pasar," kata Dileep.
Sebelumnya BUMI kembali mencicil pembayaran utang keenam yang masuk skema Tranche A sebesar US$ 30,99 juta. Pembayaran utang tersebut terdiri dari pokok US$ 22,54 juta dan bunga US$ 8,54 juta.
"Dengan pembayaran hari ini, perusahaan telah membayar total US$ 270,4 juta dalam Tranche A yang terdiri dari pokok US$ 168,0 juta dan bunga US$ 102,4 juta," tulis Dileep belum lama ini.
[Gambas:Video CNBC]
(dob) Next Article Pendapatan Melesat 6.300%, Tapi Laba Bumi Resources Turun 41%
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan kondisi global dan pelemahan di sektor batu bara menjadi penyebab utama turunnya laba perusahaan. Apalagi pada semester I-2019 harga batu bara turun hingga 8% menjadi US$ 53,2 per ton, dibandingkan periode yang sama 2018 senilai US$ 58 per ton.
"Penurunan harga ini berdampak pada pendapatan perusahaan," kata Dileep dalam siaran resminya, Jumat (02/09/2019).
Penjualan total emiten baru bara ini stagnan di angka 41,5 metrik ton, yang terdiri dari Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 30,1 metrik ton atau naik 9%, dan Arutmin sebesar 11,4 metrik turun 18%.
Kondisi ini membuat BUMI harus menurunkan target penjualan tahun ini, yang sebelumnya diproyeksi mencapai 87-90 metrik ton. Pendapatan perseroan juga turun 8% menjadi US$ 2,27 juta dari US$2,47 juta.
"Perusahaan akan melakukan peninjauan kembali terhadap harga batu bara pada akhir kuartal ini, sebagai refleksi pada perkembangan pasar," kata Dileep.
Sebelumnya BUMI kembali mencicil pembayaran utang keenam yang masuk skema Tranche A sebesar US$ 30,99 juta. Pembayaran utang tersebut terdiri dari pokok US$ 22,54 juta dan bunga US$ 8,54 juta.
"Dengan pembayaran hari ini, perusahaan telah membayar total US$ 270,4 juta dalam Tranche A yang terdiri dari pokok US$ 168,0 juta dan bunga US$ 102,4 juta," tulis Dileep belum lama ini.
[Gambas:Video CNBC]
(dob) Next Article Pendapatan Melesat 6.300%, Tapi Laba Bumi Resources Turun 41%
Most Popular