
Pendapatan Melesat 6.300%, Tapi Laba Bumi Resources Turun 41%
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
29 March 2019 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada hari Kamis (28/3/2019) PT. Bumi Resources Tbk (BUMI) merilis laporan keuangan perusahaan tahun 2018.
Dalam laporannya, BUMI mencatat pendapatan total sebesar US$ 1,11 miliar. Itu artinya pendapatan perusahaan naik sebesar 6.302% dibanding tahun 2017 yang hanya sebesar US$ 17,36 juta.
Akan tetapi sebagai catatan, hal tersebut dapat terjadi lantaran ada perubahan metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahun ini.
Karena adanya standar akuntansi atas pengaturan bersama yang diatur dalam PSAK 66 membuat kinerja keuangan dari anak perusahaannya, yaitu PT Arutmin Indonesia (Arutmin) dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) ikut dikonsolidasikan ke laporan keuangan BUMI sejak awal tahun 2018.
Sebelumnya, laporan kinerja Arutmin dan KPC tidak terkonsolidasi di keuangan BUMI.
Selain itu, per tanggal 31 Desember 2017, BUMI secara resmi menambah kepemilikan Arutmin menjadi 90%, dari yang tadinya 70%.
Alhasil, beban pokok pendapatan juga ikut naik menjadi US$ 965,3 juta dan menyebabkan laba kotor perusahaan tahun 2018 tercatat meningkat pesat sebesar 744% YoY ke posisi US$ 146 juta dari yang hanya US$ 17,36 juta di tahun 2017.
Namun demikian, perseroan sepanjang tahun 2018 hanya mampu membukukan laba bersih sebesar US$ 220,41 juta, yang artinya turun 41% dari tahun 2017 yang mencapai US$ 373,25 juta.
(taa/hps) Next Article Laba Bumi Resources Turun, Ini Penjelasan Manajemen
Dalam laporannya, BUMI mencatat pendapatan total sebesar US$ 1,11 miliar. Itu artinya pendapatan perusahaan naik sebesar 6.302% dibanding tahun 2017 yang hanya sebesar US$ 17,36 juta.
Akan tetapi sebagai catatan, hal tersebut dapat terjadi lantaran ada perubahan metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahun ini.
Karena adanya standar akuntansi atas pengaturan bersama yang diatur dalam PSAK 66 membuat kinerja keuangan dari anak perusahaannya, yaitu PT Arutmin Indonesia (Arutmin) dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) ikut dikonsolidasikan ke laporan keuangan BUMI sejak awal tahun 2018.
Selain itu, per tanggal 31 Desember 2017, BUMI secara resmi menambah kepemilikan Arutmin menjadi 90%, dari yang tadinya 70%.
Alhasil, beban pokok pendapatan juga ikut naik menjadi US$ 965,3 juta dan menyebabkan laba kotor perusahaan tahun 2018 tercatat meningkat pesat sebesar 744% YoY ke posisi US$ 146 juta dari yang hanya US$ 17,36 juta di tahun 2017.
Namun demikian, perseroan sepanjang tahun 2018 hanya mampu membukukan laba bersih sebesar US$ 220,41 juta, yang artinya turun 41% dari tahun 2017 yang mencapai US$ 373,25 juta.
(taa/hps) Next Article Laba Bumi Resources Turun, Ini Penjelasan Manajemen
Most Popular