Hasil Pertemuan The Fed Mengecewakan, IHSG Turun Tipis

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 August 2019 12:49
Inflasi di Atas Ekspektasi, Ruang BI Pangkas Bunga Menyempit
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo
Dari dalam negeri, rilis angka inflasi periode Juli 2019 mendapatkan respons negatif dari pelaku pasar saham. Sepanjang bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,31% secara bulanan, di atas konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,25%. Sementara itu, inflasi secara tahunan berada di level 3,32%.

Dikhawatirkan, inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi tersebut akan membatasi ruang gerak Bank Indonesia (BI) dalam memangkas tingkat suku bunga acuan. Sekedar mengingatkan, pasca menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama dua hari pada tanggal 17 dan 18 Juli, BI mengumumkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan alias 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps, dari 6% ke level 5,75%.

Kedepannya, BI melihat bahwa ruang pemangkasan tingkat suku bunga acuan lebih lanjut masih terbuka seiring dengan rendahnya inflasi serta demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi, tekanan dari perekonomian global sudah mulai mereda di tahun ini karena China dan AS kembali sepakat untuk melanjutkan negosiasi dagang.

"Sudah akomodatif dari beberapa bulan terakhir dan akan tetap akomodatif ke depannya. Kita longgarkan kebijakan atau bisa juga penurunan suku bunga," tegas Gubernur BI Perry Warjiyo kala itu.

Hasil Pertemuan The Fed Mengecewakan, IHSG Turun TipisFoto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki


Ada kekhawatiran bahwa inflasi yang relatif tinggi akan membuat ruang gerak BI dalam kembali melonggarkan suku bunga acuannya menjadi terbatas. Padahal, saat ini perekonomian Indonesia sedang lesu dan membutuhkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan.

Lesunya kondisi perekonomian saat ini terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018, target pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,4%. Namun, realisasinya hanyalah 5,17%.

Pada kuartal I-2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia hanya tumbuh di level 5,07% secara tahunan, jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,19%.

Untuk diketahui, sekuritas-sekuritas besar berbendera asing kini memproyeksikan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh di bawah 5% pada tahun 2019. Melansir konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, JPMorgan Chase dan Goldman Sachs Group memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% pada tahun ini, sementara Deutsche Bank menaruh proyeksinya di level 4,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular