KRAS Kolaps Dihantam Baja China, Pabrik Baja Ini Malah Laba

Redaksi, CNBC Indonesia
31 July 2019 14:43
Sialnya pemain industri upstream seperti PT Kratakatau Steel (KRAS) sedang berdarah-darah, pemain di sektor hilir seperti produk pipa justru mendapatkan cuan
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib industri baja di tanah air tak semuanya suram karena tergantung sektornya apakah upstream di hulu atau midstream di hilir. Sialnya pemain industri upstream seperti PT Kratakatau Steel (KRAS) sedang berdarah-darah, pemain di sektor hilir seperti produk pipa justru mendapatkan cuan

Chief Strategy Officer PT Steel Pipe Industry Of Indonesia, Johanes Wahyudi Edward bercerita sektor mid-stream seperti produk-produk pipa untuk keperluan infrastruktur yang dikelola perusahaan relatif tak signifikan dari serbuan baja China.


"Untuk industri yang upstream level berhadapan langsung dengan China, secara jumlah dan harga (produk) domestik itu berat," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/7)

Ia mengatakan produk pipa impor akan sulit bersaing di pasar domestik. Produk pipa impor punya kelemahan dalam pendistribusian dalam pengapalan karena bisa menurunkan kualitas. Selain itu, produk pipa impor susah bersaing dalam memberikan jaminan garansi produk terutama untuk pengguna skala besar di proyek-proyek.

"Pipa impor memang mempengaruhi, tapi tak signifkan, hanya bisa masuk ke retail, kalo yang cari kualitas, susah bersaing (yang impor)," katanya
Namun, ia mengakui bahan baku perseroan yang kebutuhannya 400 ribu ton per tahun, sebanyak 50% masih dipasok dari impor.


"Krakatau Steel sebagai pemasok bahan baku domesrik terbesar, memiliki keterbatasan untuk memasok seluruh tipe yang dibutuhkan pengguna di dalam negeri, sehingga harus impor," katanya.

Produsen pipa lokal juga ketiban cuan dari berkembangan proyek-proyek infrastruktur, apalagi periode kedua Presiden Jokowi juga tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur.

Johanes bilang pada tahun ini perseroan bisa meraup peningkatan penjualan naik 20% dibandingkan tahun lalu, dari proyek-proyek kebutuhan pipa dermaga hingga pelabuhan. Perseroan juga membidik produk ekspor 5-10% ke negara-negara seperti Kanada, Australia dan lainnya.

Sepanjang semester I-2019, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk atau Spindo berhasil mencatatkan kinerja positif dengan laba bersih mencapai Rp 52,4 miliar atau naik 300%.

Tatik Emiten Bertahan dari Serbuan Baja China
[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi) Next Article Krakatau Steel Tambah Kepemilikan Saham di Pabrik Hilir Baja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular