Lapkeu Kurang Moncer, Ini Pemberat & Penyelamat Kinerja Astra

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
31 July 2019 11:28
Lapkeu Kurang Moncer, Ini Pemberat & Penyelamat Kinerja Astra
Foto: Menara Astra (dok. Astra)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) dibuka melemah 1,72% pada perdagangan hari ini (31/7/2019), setelah kemarin (30/7/2019) perusahaan mengumumkan kinerja keuangan yang kurang memuaskan.

Hingga berita ini dimuat, harga saham ASII terkoreksi 3,78% ke level Rp 7.000/unit saham. Investor asing juga membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 80,5 miliar.


Kemarin, ASII merilis laporan keuangan semester pertama 2019 dimana laba bersih perusahaan terkontraksi 5,6% secara tahunan (year-on-year/YOY). Per Juni 2019, perusahaan hanya mampu mengantongi keuntungan sebesar Rp 9,8 triliun, lebih rendah dari perolehan periode sebelumnya yang mencapai Rp 10,38 triliun.

Hal ini sangat disayangkan karena total penjualan ASII pada periode yang sama tercatat naik meskipun tipis, yakni 3,22% YoY menjadi Rp 116,18 triliun.

Jika ditelusuri per segmen operasi, terdapat tiga lini usaha yang bergerak ke selatan karena membukukan pertumbuhan negatif, diantaranya lini usaha otomotif, agribisnis, dan teknologi informasi.

Total pendapatan segmen otomotif melemah 1,81% menjadi Rp 50,38 triliun. Melalui keterbukaan informasi, manajemen perusahaan menyampaikan pemasukan dari segmen otomotif melemah karena penjualan mobil Astra turun 6% menjadi 253.000 unit.

Selain itu, kinerja segmen operasi tersebut semakin tertekan karena kenaikan pada pos beban umum dan biaya keuangan, serta adanya penurunan keuntungan atas ventura bersama. Alhasil, laba yang dicatatkan segmen otomotif anjlok 17,96% menjadi Rp 3,46 triliun.

Kemudian, pendapatan dari segmen agribisnis juga pertumbuhan negatif dengan turun 5,49% dibandingkan semester I-2018 menjadi Rp 8,53 triliun.

Pelemahan harga minyak sawit mentah hingga 18% pada semester I-2019 menjadi momok penurunan tersebut. Hal ini sungguh disayangkan karena volume penjualan minyak sawit dan turunannya tercatat menguat 19% jika dibandingkan tahun lalu.


Selain itu kenaikan pada pos beban pokok dan penjualan juga mengikis perolehan lini usaha agribisnis. Alhasil, laba bersih yang dibukukan anjlok hingga 94,4%, dari Rp 625 miliar menjadi hanya Rp 35 miliar.

Terakhir adalah penurunan yang dibukukan oleh segmen teknologi informasi, dimana pemasukan terkoreksi 6,76% YoY ke level Rp 1,56 triliun. Sedangkan laba bersih dari lini usaha tersebut anjlok hingga 35,29% YoY menjadi Rp 44 miliar.

Manajemen perusahaan menyampaikan penurunan performa dari segmen teknologi informasi disebabkan penurunan pendapatan dari bisnis solusi TI dan layanan perkantoran, serta meningkatnya biaya operasi.

Di lain pihak, ASII juga membukukan rugi atas transaksi lindung nilai untuk aset dan liabilitas moneter perusahaan mencapai Rp 108 miliar. Padahal pada semester I-2018, perusahaan mencatatkan keuntungan Rp 314 miliar.

(BERLANJUT KE HALAMAN DUA)
Meskipun demikian, jika ditilik lebih detil, laba bersih ASII tidak terperosok lebih dalam, karena beberapa segmen operasi berhasil mencatatkan performa yang memuaskan

Pertama adalah lini usaha alat berat, konstruksi, dan pertambangan yang berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 11,23% secara tahunan menjadi Rp 43,32 triliun, sedangkan laba bersih cenderung stagnan dengan hanya tumbuh 1,52% YoY ke level Rp 3,33 triliun.

Segmen operasi satu ini mampu tumbuh positif didorong oleh peningkatan penjualan batu bara, emas, dan bisnis kontraktor untuk pengupasan lapisan tanah.

Kedua adalah pertumbuhan positif pendapatan dari segmen operasi jasa keuangan yang keuntungannya berhasil meningkat 31,61% secara tahunan ke level Rp 2,82 triliun, sehingga marjin perusahaan mencapai 28%.

Peningkatan tersebut didorong oleh pemulihan kredit bermasalah, provisi kerugian kredit yang lebih rendah, dan portofolio pembiayaan yang lebih besar.

Ketiga, yaitu segmen operasi infrastruktur yang meskipun pendapatannya hanya tumbuh 4,03% YoY menjadi Rp 3,64 triliun, tapi laba bersih berhasil meroket 1.975% YoY menjadi Rp 83 miliar.

Manajemen perusahaan menyampaikan peningkatan tersebut ditopang oleh pendapatan dari ruas jalan tol yang mulai beroperasi, termasuk tol Trans-Jawa dan tol Surabaya-Mojokerto.




TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular